masukkan script iklan disini
JAKARTA, PP - Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Burhanuddin Muhtadi menyatakan posisi bakal calon presiden dari Partai
Golkar Aburizal Bakrie belum aman untuk benar-benar diusung partai
beringin itu pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
"Belum bulatnya persoalan Rapimnas V Partai Golkar untuk mengusung cawapres bisa membuat posisi pencapresan Aburizal Bakrie belum aman," katanya di Jakarta, Sabtu (23/11/2013) ketika dimintai komentarnya soal pelaksanaan Rapimnas V Partai Golkar 22-23 November 2013.
Rapimnas V Partai Golkar belum menetapkan nama bakal calon wakil presiden, sehingga akan diputuskan dalam Rapimnas berikutnya yang diagendakan berlangsung setelah Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014.
"Masih akan muncul tarik menarik dalam rapimnas yang akan diselenggarakan pasca-Pileg nanti," kata Burhanuddin yang juga dosen Fakultas Pascasarjana Universitas Paramadina itu.
Ia menjelaskan kader Partai Golkar pasti masih akan melihat perkembangan elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alis Ical maupun partai setelah Pileg 2014.
"Apalagi sampai saat ini elektabilitas Ical masih belum memenuhi harapan," katanya.
Burhanuddin menegaskan penyelenggaraan Rapimnas setelah Pileg mendatang merupakan sinyal bahwa posisi Ical sebagai calon Presiden dari Partai Golkar belum aman.
"Semua bergantung perkembangan perolehan suara Partai Golkar di Pemilu Legislatif 2014," ungkapnya.
Ia melihat masih akan ada manuver politik di internal Partai Golkar terkait pencapresan Ical.
Sekalipun tokoh lain di Partai Golkar juga belum ada yang mencapai tingkat elektabilitasnya melebihi Ical, lanjutnya, elite Partai Golkar akan mendorong mencapresan tokoh di luar partai.
"Mereka akan mengambil posisi untuk menjadi cawapres. Ini akan makin menguat jika dalam Pemilu Legislatif mendatang perolehan suara Partai Golkar tidak seperti yang diharapkan," tegasnya.
"Belum bulatnya persoalan Rapimnas V Partai Golkar untuk mengusung cawapres bisa membuat posisi pencapresan Aburizal Bakrie belum aman," katanya di Jakarta, Sabtu (23/11/2013) ketika dimintai komentarnya soal pelaksanaan Rapimnas V Partai Golkar 22-23 November 2013.
Rapimnas V Partai Golkar belum menetapkan nama bakal calon wakil presiden, sehingga akan diputuskan dalam Rapimnas berikutnya yang diagendakan berlangsung setelah Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014.
"Masih akan muncul tarik menarik dalam rapimnas yang akan diselenggarakan pasca-Pileg nanti," kata Burhanuddin yang juga dosen Fakultas Pascasarjana Universitas Paramadina itu.
Ia menjelaskan kader Partai Golkar pasti masih akan melihat perkembangan elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alis Ical maupun partai setelah Pileg 2014.
"Apalagi sampai saat ini elektabilitas Ical masih belum memenuhi harapan," katanya.
Burhanuddin menegaskan penyelenggaraan Rapimnas setelah Pileg mendatang merupakan sinyal bahwa posisi Ical sebagai calon Presiden dari Partai Golkar belum aman.
"Semua bergantung perkembangan perolehan suara Partai Golkar di Pemilu Legislatif 2014," ungkapnya.
Ia melihat masih akan ada manuver politik di internal Partai Golkar terkait pencapresan Ical.
Sekalipun tokoh lain di Partai Golkar juga belum ada yang mencapai tingkat elektabilitasnya melebihi Ical, lanjutnya, elite Partai Golkar akan mendorong mencapresan tokoh di luar partai.
"Mereka akan mengambil posisi untuk menjadi cawapres. Ini akan makin menguat jika dalam Pemilu Legislatif mendatang perolehan suara Partai Golkar tidak seperti yang diharapkan," tegasnya.
TERGANTUNG HASIL PILEG
Hal
senada disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Menurutnya, nasib pencapresan Ical akan sangat tergantung pada perolehan
suara Partai Golkar di Pileg 2014.
"Memang agenda Rapimnas setelah Pemilu Legislatif 2014 adalah pembahasan Cawapres tetapi tidak tertutup kemungkinan perkembangan pembahasan akan sangat dinamis kalau perolehan suara Golkar tidak bagus," jelasnya.
Ia menganggap wajar bila Partai Golkar masih akan menggelar Rapimnas setelah Pemilu Legislatif 2014, apalagi Rapimnas diperlukan untuk mengambil keputusan-keputusan penting.
"Jadi tidak tertutup kemungkinan kalau suara Partai Golkar jatuh maka pembahasan Rapimnas akan berkembang ke evaluasi pencapresan Ical, Munaslub dan masa jabatan ketua umum," paparnya.
"Memang agenda Rapimnas setelah Pemilu Legislatif 2014 adalah pembahasan Cawapres tetapi tidak tertutup kemungkinan perkembangan pembahasan akan sangat dinamis kalau perolehan suara Golkar tidak bagus," jelasnya.
Ia menganggap wajar bila Partai Golkar masih akan menggelar Rapimnas setelah Pemilu Legislatif 2014, apalagi Rapimnas diperlukan untuk mengambil keputusan-keputusan penting.
"Jadi tidak tertutup kemungkinan kalau suara Partai Golkar jatuh maka pembahasan Rapimnas akan berkembang ke evaluasi pencapresan Ical, Munaslub dan masa jabatan ketua umum," paparnya.
sumber : antara