masukkan script iklan disini
AKARTA, PP - Annisa Puteri Raka, SMAN 6 Yogyakarta gundah
melihat saudara dan tetangganya yang kerap kehilangan sepatu. Annisa pun
membuat sepatu anti maling alias santiling.
"Dekat rumah saya
banyak terjadi pencurian di masjid dan di perumahaan. Padahal rumah ada
pagar, satpam juga ada. Tapi tetap saja banyak pencurian. Nggak cuma
yang bermerek, yang biasa juga dicuri. Akhirnya saya menciptakan
santiling," ujar Annisa kepada detikcom, Sabtu (30/11/2013).
Annisa termasuk finalis National Young Inventors Award (NYIA) yang digelar LIPI 14-15 November 2013 lalu.
Annisa
membuat santiling dalam dua versi. Versi reedswitch dan miniswitch.
Cara kerja reedswitch yakni berdasarkan jarak antara sepatu.
"Pengguna
akan meninggalkan sepatunya lalu di-on-kan reedswitch-nya. Lalu ketika
sepatu pengguna berada pada jarak dengan ketentuan sekitar 5 cm maka
akan bunyi," kata siswi kelas XII ini.
Sedangkan cara kerja
miniswitch yakni berdasarkan tekanan lantai. Jadi pengguna akan
meninggalkan sepatunya setelah di-on-kan miniswitchnya. Lalu ketika
sepatunya diangkat dan tidak ada tekanan dari lantai atau diangkat,
sepatu akan bunyi.
Annisa membuat santiling ini selama sebulan.
Dia mengeluarkan total Rp 70 ribu untuk membuat itu. Bahan santiling
antara lain reed switch, magnet, batere 1,5 volt 3 buah, travo, dan
buzer (alarm).
Lalu apakah bisa dijual? Sayangnya, Annisa tidak akan menjualnya.
"Saya
masih akan mengembangkan alat itu lagi. Dibikin kayak kunci koper agar
hanya pengguna yang tahu kunci itu," ucap siswi yang berencana kuliah di
UGM jurusan perencanaan wilayah kota ini kelak.(pp/net)