masukkan script iklan disini
PRABUMULIH, PP - Media media internasional sepakat menilai Pilkada DKI 2017 menjadi ujian bagi toleransi beragama dan pluralisme di Indonesia.
Harian liberal kiri Amerika Serikat, New York Times, menulis putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan menjadi ujian bagi toleransi di Indonesia.
"Kendati isu seperti pendidikan, layanan kesehatan, transportasi dan pembangunan infrastruktur masih penting buat pemilih, kampanye pemilihan gubernur dibayangi oleh isu keagamaan dan ras yang jarang disaksikan sebelumnya di era demokrasi Indonesia."
Bagaimana Pilkada DKI Jakarta bisa mengubah Indonesia menjadi fokus stasiun televisi CNN.
"Persaingan antara Basuki Tjahaja Purnama melawan dua lawan politiknya yang beragama Islam menimbulkan pertanyaan apakah negeri berpenduduk muslim terbanyak di dunia masih berpandangan moderat. (Hasil Pilkada) ini bahkan mungkin akan ikut menentukan siapa yang akan menjadi presiden baru Indonesia setelah pemilu 2019."
Kekhawatiran serupa ditulis media Jerman,ARD. Dalam laporan berjudul "Akhir Toleransi?", stasiun televisi pelat merah itu menulis Indonesia selama ini dijadikan contoh Islam yang toleran.
"Tapi pengadilan penistaan agama terhadap gubernur Kristen Jakarta menunjukkan pengaruh kaum radikal yang kian meluas. Pemilihan gubernur di ibukota menjadi ujian bagi toleransi."
Sementara harian Singapura, The Straits Times, lebih menyoroti perang proxy antara tiga tokoh politik terkuat di Indonesia.
"Pemilihan ini juga merupakan perang proxy untuk pemilu kepresidenan 2019. Karena gubernur petahana yang didukung partai penguasa PDIP, berhadapan dengan lawan yang disokong bekas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto, bekas calon presiden dari Partai Gerindra."
Harian liberal kiri Amerika Serikat, New York Times, menulis putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan menjadi ujian bagi toleransi di Indonesia.
"Kendati isu seperti pendidikan, layanan kesehatan, transportasi dan pembangunan infrastruktur masih penting buat pemilih, kampanye pemilihan gubernur dibayangi oleh isu keagamaan dan ras yang jarang disaksikan sebelumnya di era demokrasi Indonesia."
Bagaimana Pilkada DKI Jakarta bisa mengubah Indonesia menjadi fokus stasiun televisi CNN.
"Persaingan antara Basuki Tjahaja Purnama melawan dua lawan politiknya yang beragama Islam menimbulkan pertanyaan apakah negeri berpenduduk muslim terbanyak di dunia masih berpandangan moderat. (Hasil Pilkada) ini bahkan mungkin akan ikut menentukan siapa yang akan menjadi presiden baru Indonesia setelah pemilu 2019."
Kekhawatiran serupa ditulis media Jerman,ARD. Dalam laporan berjudul "Akhir Toleransi?", stasiun televisi pelat merah itu menulis Indonesia selama ini dijadikan contoh Islam yang toleran.
"Tapi pengadilan penistaan agama terhadap gubernur Kristen Jakarta menunjukkan pengaruh kaum radikal yang kian meluas. Pemilihan gubernur di ibukota menjadi ujian bagi toleransi."
Sementara harian Singapura, The Straits Times, lebih menyoroti perang proxy antara tiga tokoh politik terkuat di Indonesia.
"Pemilihan ini juga merupakan perang proxy untuk pemilu kepresidenan 2019. Karena gubernur petahana yang didukung partai penguasa PDIP, berhadapan dengan lawan yang disokong bekas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto, bekas calon presiden dari Partai Gerindra."