masukkan script iklan disini
 |
| foto Ilustrasi |
Semburan lumpur bercampur air dan berbau menyengat mirip minyak muncul ke permukaan, menyebabkan kecemasan tersendiri bagi warga sekitar. Salah satunya adalah Mimi (30). Ia mengaku cemas lantaran semburan air bercampur lumpur dan pasir itu tidak berhenti hingga saat ini.
"Kejadiannya bermula pasca lebaran kemarin dan sudah dilaporkan ke oihak pertamina" ujar Mimi.
Lanjutnya, akibat semburan, berimbas juga ke bangunan warga. Beberapa rumah warga sekitar tampak retak-retak pasca sumur mengeluarkan semburan air bercampur lumpur dan pasir.
"Kami sangat berharap ini tidak seperti kasus Lapindo dan pihak Pertamina segera dapat mengatasi kasus ini dab menutup semburan air dari bekas eksplorasi sumur minyak tua milik Prrtamina yang sudah lama tidak terpakai itu" pungkasnya.
Selain Mimi, warga lain juga mengaku khawatir. Akibat adanya semburan dari bekas sumur tua di dekat pemukiman, beberapa warga ada yang mengungsi ke rumah tetangga.
"Cemas untuk tinggal di rumah karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Pada malam hari kami terpaksa mengungsi karena takut terjadi apa-apa saat kami sedang terlelap tidur, baru pada pagi harinya kami kembali kerumah lagi,” ujar Herman warga lainnya.
Pemerintah Kota Prabumulih melalui Badan Lingkungan Hidup Kota Prabumulih mengaku sudah terjun secara langsung ke Lapangan untuk meninjau kondisi semburan.
Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Kota Prabumulih, Akhmad Rasyidi saat dikonfirmasi via telepon mengatakan, bahwa pihaknya sudah mengecek ke lokasi dan hal itu sudah ditindak lanjuti oleh pihak Pertamina.
“Kami mendapat laporan bahwa di Desa Tanjung Menang ada sumur bor yang terus mengeluarkan air berpasir dan sudah ada kesepakatan antara pihak Pertamina dan warga setempat yang telah bertemu langsung. Saat ini dalam proses negoisasi kompensasi,” ujarnya.
Lanjutnya lagi, penyebab semburan itu pihaknya belum dapat memastikan, namun diduga diakibatkan oleh aktivitas produksi minyak Pertamina. “Penyebab semua itu akan dipelajari lagi lebih dalam dan teknisnya itu dari pihak pertamina,” katanya.
Namun untuk kerusakan rumah warga, katanya lagi, pihaknya juga belum dapat memastikannya, karena laporan warga hanya secara lisan bukan tertulis.
“Kami belum bisa mengambil tindakan terkait rumah warga yang rusak, karena tidak ada laporan tertulis dari warga ke pihak pertamina. Pada laporan awal hanya tertulis sumur bor yang mengeluarkan air dan dan tidak ada laporan mengenai rumah warga yang rusak. Jadi untuk masalah itu kami belum tahu, karena belum memeriksanya. Namun hari Senin nanti akan kami verifikasi lagi, jika memang benar ada, kami akan menurunkan tim untuk memastikan keretakan itu penyebabnya apa,” imbuhnya
