masukkan script iklan disini
PRABUMULIH, PP - Sungguh ini temuan langka dalam sejarah pembangunan proyek jalur ganda rel Kereta Api (double track-red) di wilayah Kota Prabumulih. Mega proyek yang bersumber dari dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) ini diduga menggunakan material campuran batu bekas.
Seharusnya pembangunan proyek yang bersumber dari dana Pemerintah seluruhnya menggunakan material berkualitas nomor satu. Nyatanya di lapangan, pihak kontraktor menggantinya dengan barang kualitas buruk dan bahkan ada yang menggunakan material bekas, seolah pemborong tersebut tak ingin rugi.
Temuan di lapangan, Material bangunan yang digunakan untuk kepentingan pengerasan landasan jalur gan rel kereta api itu adalah batu bekas. Material batu bekas itu oleh warga sekitar menerangkan, dicampur secara terang-terangan di quari tempat penimbunan dan bongkar muat material batu proyek double track di perbatasan Desa Pangkul Prabumulih - Lembak Muara Enim.
Menurut warga, material batu bekas sengaja didatangkan dari luar daerah kemudian dicampur dan diaduk menggunakan eskavator guna mengelabui pengawas bangunan seolah batu tersebut kualitas terbaik.
Data yang dapat dihimpun posmetroprabu.com dilapangan, proyek pembangunan double track yang diduga menggunakan material batu bekas ini dikerjakan oleh PT Nindya Karya (NK). Pengerjaannya sendiri tampak asal jadi dan terkesan kejar target.
Cecep, Salah seorang pegawai NK yang bertugas sebagai Mandor lapangan saat ditemui wartawan mengaku tidak tahu menahu soal adanya oplosan material batu bekas ke material baru penggunaan bahan bangunan proyek double track.
"Maaf pak, saya kurang tahu pasti soal itu. Yang kedua, untuk menanggapi wartawan bukan wewenang saya. Saya baru mas, ditempatkan disini dan saya kurang paham betul, berapa lama pengerjaan proyek ini, dan kalau saya menjawab, takutnya salah, saya kurang berani mas",kilahnya pada awak media.
Hal senada juga disampaikan Yan, salah satu pengawas lapangan yang diterjunkan langsung oleh pihak kementrian perhubungan perkereta apian. Pria ini juga ketularan mengaku kurang paham soal material batu bekas yang digunakan pada proyek. Ia menegaskan tugasnya hanya sekedar mengawasi dan menyarankan kepada awak media untuk menghubungi langsung pihak Perusahaan PT NK di Palembang.
"Tugas saya disini sekedar mengawasi proyek sepanjang 7 km ini saja tidak kurang dan tidak lebih dari itu. Bagi rekan-rekan media sebaiknya bisa menghubungi manajemen PT NK di Palembang" ujarnya.
Sayangnya hingga berita ini diturunkan, pihak yang ditunjuk oleh PT NK untuk menanggapi dugaan campuran material batu bekas pada proyek double track belum bisa memberikan tanggapan. Sumber yang ditunjuk ketika dihubungi melalui telepon selulernya terdengar nada tidak aktif. Begitu juga saat dihubungi melalui pesan singkat SMS belum mendapatkan balasan.
Seharusnya pembangunan proyek yang bersumber dari dana Pemerintah seluruhnya menggunakan material berkualitas nomor satu. Nyatanya di lapangan, pihak kontraktor menggantinya dengan barang kualitas buruk dan bahkan ada yang menggunakan material bekas, seolah pemborong tersebut tak ingin rugi.
Temuan di lapangan, Material bangunan yang digunakan untuk kepentingan pengerasan landasan jalur gan rel kereta api itu adalah batu bekas. Material batu bekas itu oleh warga sekitar menerangkan, dicampur secara terang-terangan di quari tempat penimbunan dan bongkar muat material batu proyek double track di perbatasan Desa Pangkul Prabumulih - Lembak Muara Enim.
Menurut warga, material batu bekas sengaja didatangkan dari luar daerah kemudian dicampur dan diaduk menggunakan eskavator guna mengelabui pengawas bangunan seolah batu tersebut kualitas terbaik.
Data yang dapat dihimpun posmetroprabu.com dilapangan, proyek pembangunan double track yang diduga menggunakan material batu bekas ini dikerjakan oleh PT Nindya Karya (NK). Pengerjaannya sendiri tampak asal jadi dan terkesan kejar target.
Cecep, Salah seorang pegawai NK yang bertugas sebagai Mandor lapangan saat ditemui wartawan mengaku tidak tahu menahu soal adanya oplosan material batu bekas ke material baru penggunaan bahan bangunan proyek double track.
"Maaf pak, saya kurang tahu pasti soal itu. Yang kedua, untuk menanggapi wartawan bukan wewenang saya. Saya baru mas, ditempatkan disini dan saya kurang paham betul, berapa lama pengerjaan proyek ini, dan kalau saya menjawab, takutnya salah, saya kurang berani mas",kilahnya pada awak media.
Hal senada juga disampaikan Yan, salah satu pengawas lapangan yang diterjunkan langsung oleh pihak kementrian perhubungan perkereta apian. Pria ini juga ketularan mengaku kurang paham soal material batu bekas yang digunakan pada proyek. Ia menegaskan tugasnya hanya sekedar mengawasi dan menyarankan kepada awak media untuk menghubungi langsung pihak Perusahaan PT NK di Palembang.
"Tugas saya disini sekedar mengawasi proyek sepanjang 7 km ini saja tidak kurang dan tidak lebih dari itu. Bagi rekan-rekan media sebaiknya bisa menghubungi manajemen PT NK di Palembang" ujarnya.
Sayangnya hingga berita ini diturunkan, pihak yang ditunjuk oleh PT NK untuk menanggapi dugaan campuran material batu bekas pada proyek double track belum bisa memberikan tanggapan. Sumber yang ditunjuk ketika dihubungi melalui telepon selulernya terdengar nada tidak aktif. Begitu juga saat dihubungi melalui pesan singkat SMS belum mendapatkan balasan.