masukkan script iklan disini
PRABUMULIH, PP - Melanjutkan program kesejahteraan rakyat dan menolak tambang batubara di Kota Prabumulih adalah harga mati. Meski hitungan tinggal satu periode, bagi kami menolak tambang batubara adalah harga mati.
Demikian disampaikan oleh pasangan calon (Paslon) tunggal Walikota Prabumulih H, Ir Ridho Yahya MM dan Calon Wakil Walikota H, Andriansyah Fikri, SH pada acara Debat Publik paslon yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Prabumulih di Aula Serbaguna RM Siang Malam Cambai, Kamis (12/04/2018).
Acara Debat Publik yang dimoderatori Ike Suharjo (Pal TV) ini juga turut menghadirkan empat panelis dari berbagai disiplin ilmu berbeda. Keempat panelis tersebut yakni Prof DR H Abdullah Idi, N.ED (Sosiolog), DR Markoni Badri, SE, MBA (Ekonom), Drs Bambang Bemgy SE, MA, P.HD (Ekonomi Pembangunan Penduduk
SDM dan Ketenagakerjaan) dan Andries Ronaldo, S.IP, M.Si (Kebijakan Publik).
Pada sesi pertama, Paslon tunggal diberi kesempatan untuk memaparkan rencama program kerja lima tahun kedepan. Para Panelis, tampak teliti mendengar dan menyaksikan tayangan visual Visi dan misi yang disampaikan Paslon.
Paslon tunggal yang biasa disebut Ridho-Fikri itu menjabarkan 11 program andalan membangun Kota Prabumulih yang cerdas, kreatif, maju, sejahtera menuju Kota Prabumulih yang PRIMA. Keinginan itu dapat terwujud melalui tata kelola pemerintahan yang baik, prasarana dan sarana yang memadai, perekonomian yang berbasis kreativitas dan perdagangan, pegembangkan kualitas kehidupan masyarakat yang sehat, berakhlak dan inovatif.
"Bahkan hal ini sudah diwujudkan saat kami menjabat periode pertama. Dimana program cerdas, kreatif, maju dan sejahtera telah diwujudkan melalui program wajib BTA bagi anak usia dini agar kedepan memiliki akhlak yang mumpuni menghadapi perkembangan zaman" ujarnya.
Kemudian kata dia, Program yang disampaikan bukanlah sekedar janji melainkan telah terbukti. Dimana program kesejahteraan rakyat manfaatnya kini telah dirasakan masyarakat luas. Seperti peningkatan ekonomi kreatif dengan memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
"Kebutuhan dan kemampuan dalam arti, ketika masyarakat ingin mengembangkan usaha jahit diberi bantuan mesin jahit. Kemudian warga ingin mengembangkan usaha jasa bengkel diberi bantuan peralatan bengkel. Yang ingin jualan usaha kuliner diberi bantuan gerobak lengkap dengan peralatannya" terang Ridho Yahya dihadapan Panelis.
Acara debat publik pertama ini selain dihadiri Ketua KPU Prabumulih, M Tahkyul Juga turut dihadiri Pjs Walikota Prabumulih H Richard Cahyadi, Seluruh Komisoner KPU Prabumulih, Kapolres Prabumulih, AKBP Tito Travolta Hutauruk, Wakil Ketua II DPRD Prabumulih, HM Daud Rotasi, Ketua Panwaslu Prabumulih, Herman Julaidi, simpatisan, partai pengusung dan pendukung serta ratusan undangan lainnya.
Usai sesi pertama debat digelar, salah satu panelis yakni Drs Bambang Bemgy, menanggapi program kerja bantuan peralatan dan modal usaha yang menjadi program unggulan Ridho-Fikri dimasa kepemimpinan sebelumnya. Menurutnya program tersebut sudah baik, namun masih perlu dievaluasi agar kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
"Yang harus diperhatikan oleh paslon tidak hanya memberikan bantuan berupa peralatan usaha dan pinjaman modal dari bank kepada masyarakat. Namun juga pemerintah harus paham kondisi masyarakat di lapangan, khususnya mainset atau pola pikir masyarakat. Apa dan kemana arahnya harus diketahui. Sehingga bantuan yang diberikan tidak hanya tepat sasaran namun juga tepat guna," ujarnya.
Yang menarik dari Debat Publik kali ini saat moderator mengeluarkan 4 amplop berisi pertanyaan pilihan. Salah satu pertanyaan menarik yang disampaikan yakni upaya yang akan dilakukan oleh paslon tunggal dalam meningkatkan kesejahteraan Aparatur Sipil Negar (ASN).
Dengan gamblang, Ridho mengaku jika kesejahteraan ASN di lingkungan Pemkot Prabumulih telah berjalan maksimal. Berbagai fasilitas dan tunjangan yang diberikan untuk ASN dinilai telah cukup. Bahkan tambahan gaji 13 dan 14 yang diterima ASN sudah bisa menutupi kekurangan. Sehingga ia menilai tidak perlu lagi untuk meningkat tunjangan ASN sebab Kota Prabumulih bukan hanya milik ASN.
"Saya rasa dengan apa yang telah diterima oleh ASN selama ini sudah cukup. Jangan sampai dengan meningkatkan tunjangan pegawai kita harus mengorbankan masyarakat kecil yang seharusnya lebih diperhatikan kesejahteraannya. Itu sama saja kita menzolimi mereka. Menari-nari diatas penderitaan rakyat. Jangan sampai seperti lagu Rhoma Irama, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. ASN makin kaya masyarakat makin miskin," ucapnya seraya disambut tepuk tangan penonton.
Kemudian moderator kembali bertanya seputar upaya penolakan batubara. Dengan jabatan yang tinggal satu periode lagi apakah masih mempertahankan untuk menolak tambang batubara di Kota Prabumulih.
Menjawab pertanyaan ini, Ridho Yahya dengan tegas mengatakan bahwa menolak tambang batubara di Kota Prabumulih adalah harga mati. "Mensejahterakan masyarakat dan menolak tambang batubara adalah harga mati bagi kami. Bahkan upaya penolakan kami siap menjadi terdepan ketika perizinannya direstui oleh Provinsi maupun pusat sebab kota kecil ini bukan untuk dieksplorasi" tegasnya.
Ridho Yahya juga menegaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin itu adalah ketika Dirinya mampu menggelar pembangunan dengan keuangan yang terbatas.
"Semua orang juga bisa jadi Walikota dan memerintah dengan APBD yang besar. Namun tidak banyak Kepala Daerah yang mampu menggelar pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan dengan dana yang terbatas dan APBD yang kecil" tandasnya.
Terpisah, Ketua KPU Prabumulih, M Takhyul Hamid mengatakan debat publik putaran pertama ini memang terkesan menuju visi dan misi serta program yang akan dijalani paslon jika terpilih nanti. Masih ada debat publik kedua yang direncanakan akan berlangsung pada Juni 2018 mendatang.
"Untuk debat berikutnya lebih mengarah kepada sunstansi. Istilah lainnya penajaman serta mencari kekuatan dan kelemahan dari paslon. Disamping itu ada masukan atau saran yang nantinya bisa dijadikan sebagai bahan referensi paslon dalam menjalankan visi, misi serta program kerjanya jika kembali terpilih," tandasnya. (jun/adv)
Demikian disampaikan oleh pasangan calon (Paslon) tunggal Walikota Prabumulih H, Ir Ridho Yahya MM dan Calon Wakil Walikota H, Andriansyah Fikri, SH pada acara Debat Publik paslon yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Prabumulih di Aula Serbaguna RM Siang Malam Cambai, Kamis (12/04/2018).
Acara Debat Publik yang dimoderatori Ike Suharjo (Pal TV) ini juga turut menghadirkan empat panelis dari berbagai disiplin ilmu berbeda. Keempat panelis tersebut yakni Prof DR H Abdullah Idi, N.ED (Sosiolog), DR Markoni Badri, SE, MBA (Ekonom), Drs Bambang Bemgy SE, MA, P.HD (Ekonomi Pembangunan Penduduk
SDM dan Ketenagakerjaan) dan Andries Ronaldo, S.IP, M.Si (Kebijakan Publik).
Pada sesi pertama, Paslon tunggal diberi kesempatan untuk memaparkan rencama program kerja lima tahun kedepan. Para Panelis, tampak teliti mendengar dan menyaksikan tayangan visual Visi dan misi yang disampaikan Paslon.
Paslon tunggal yang biasa disebut Ridho-Fikri itu menjabarkan 11 program andalan membangun Kota Prabumulih yang cerdas, kreatif, maju, sejahtera menuju Kota Prabumulih yang PRIMA. Keinginan itu dapat terwujud melalui tata kelola pemerintahan yang baik, prasarana dan sarana yang memadai, perekonomian yang berbasis kreativitas dan perdagangan, pegembangkan kualitas kehidupan masyarakat yang sehat, berakhlak dan inovatif.
"Bahkan hal ini sudah diwujudkan saat kami menjabat periode pertama. Dimana program cerdas, kreatif, maju dan sejahtera telah diwujudkan melalui program wajib BTA bagi anak usia dini agar kedepan memiliki akhlak yang mumpuni menghadapi perkembangan zaman" ujarnya.
Kemudian kata dia, Program yang disampaikan bukanlah sekedar janji melainkan telah terbukti. Dimana program kesejahteraan rakyat manfaatnya kini telah dirasakan masyarakat luas. Seperti peningkatan ekonomi kreatif dengan memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
"Kebutuhan dan kemampuan dalam arti, ketika masyarakat ingin mengembangkan usaha jahit diberi bantuan mesin jahit. Kemudian warga ingin mengembangkan usaha jasa bengkel diberi bantuan peralatan bengkel. Yang ingin jualan usaha kuliner diberi bantuan gerobak lengkap dengan peralatannya" terang Ridho Yahya dihadapan Panelis.
Acara debat publik pertama ini selain dihadiri Ketua KPU Prabumulih, M Tahkyul Juga turut dihadiri Pjs Walikota Prabumulih H Richard Cahyadi, Seluruh Komisoner KPU Prabumulih, Kapolres Prabumulih, AKBP Tito Travolta Hutauruk, Wakil Ketua II DPRD Prabumulih, HM Daud Rotasi, Ketua Panwaslu Prabumulih, Herman Julaidi, simpatisan, partai pengusung dan pendukung serta ratusan undangan lainnya.
Usai sesi pertama debat digelar, salah satu panelis yakni Drs Bambang Bemgy, menanggapi program kerja bantuan peralatan dan modal usaha yang menjadi program unggulan Ridho-Fikri dimasa kepemimpinan sebelumnya. Menurutnya program tersebut sudah baik, namun masih perlu dievaluasi agar kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
"Yang harus diperhatikan oleh paslon tidak hanya memberikan bantuan berupa peralatan usaha dan pinjaman modal dari bank kepada masyarakat. Namun juga pemerintah harus paham kondisi masyarakat di lapangan, khususnya mainset atau pola pikir masyarakat. Apa dan kemana arahnya harus diketahui. Sehingga bantuan yang diberikan tidak hanya tepat sasaran namun juga tepat guna," ujarnya.
Yang menarik dari Debat Publik kali ini saat moderator mengeluarkan 4 amplop berisi pertanyaan pilihan. Salah satu pertanyaan menarik yang disampaikan yakni upaya yang akan dilakukan oleh paslon tunggal dalam meningkatkan kesejahteraan Aparatur Sipil Negar (ASN).
Dengan gamblang, Ridho mengaku jika kesejahteraan ASN di lingkungan Pemkot Prabumulih telah berjalan maksimal. Berbagai fasilitas dan tunjangan yang diberikan untuk ASN dinilai telah cukup. Bahkan tambahan gaji 13 dan 14 yang diterima ASN sudah bisa menutupi kekurangan. Sehingga ia menilai tidak perlu lagi untuk meningkat tunjangan ASN sebab Kota Prabumulih bukan hanya milik ASN.
"Saya rasa dengan apa yang telah diterima oleh ASN selama ini sudah cukup. Jangan sampai dengan meningkatkan tunjangan pegawai kita harus mengorbankan masyarakat kecil yang seharusnya lebih diperhatikan kesejahteraannya. Itu sama saja kita menzolimi mereka. Menari-nari diatas penderitaan rakyat. Jangan sampai seperti lagu Rhoma Irama, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. ASN makin kaya masyarakat makin miskin," ucapnya seraya disambut tepuk tangan penonton.
Kemudian moderator kembali bertanya seputar upaya penolakan batubara. Dengan jabatan yang tinggal satu periode lagi apakah masih mempertahankan untuk menolak tambang batubara di Kota Prabumulih.
Menjawab pertanyaan ini, Ridho Yahya dengan tegas mengatakan bahwa menolak tambang batubara di Kota Prabumulih adalah harga mati. "Mensejahterakan masyarakat dan menolak tambang batubara adalah harga mati bagi kami. Bahkan upaya penolakan kami siap menjadi terdepan ketika perizinannya direstui oleh Provinsi maupun pusat sebab kota kecil ini bukan untuk dieksplorasi" tegasnya.
Ridho Yahya juga menegaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin itu adalah ketika Dirinya mampu menggelar pembangunan dengan keuangan yang terbatas.
"Semua orang juga bisa jadi Walikota dan memerintah dengan APBD yang besar. Namun tidak banyak Kepala Daerah yang mampu menggelar pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan dengan dana yang terbatas dan APBD yang kecil" tandasnya.
Terpisah, Ketua KPU Prabumulih, M Takhyul Hamid mengatakan debat publik putaran pertama ini memang terkesan menuju visi dan misi serta program yang akan dijalani paslon jika terpilih nanti. Masih ada debat publik kedua yang direncanakan akan berlangsung pada Juni 2018 mendatang.
"Untuk debat berikutnya lebih mengarah kepada sunstansi. Istilah lainnya penajaman serta mencari kekuatan dan kelemahan dari paslon. Disamping itu ada masukan atau saran yang nantinya bisa dijadikan sebagai bahan referensi paslon dalam menjalankan visi, misi serta program kerjanya jika kembali terpilih," tandasnya. (jun/adv)