• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Ajak Kaula Muda Lestarikan Tari Pewarangan

    29 Agustus 2018, Agustus 29, 2018 WIB Last Updated 2018-08-29T10:54:40Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    PRABUMULIH, PP - Ditengah perkembangan jaman yang begitu pesat seperti saat ini tidak sedikit menyebabkan gaya hidup semakin meningkat. Sejalan dengan perkembangan tehnologi tersebut juga turut mempengaruhi selera generasi muda terhadap tari-tarian modern seperti harlem shake misalnya, atau tarian K-Pop yang membuat mereka lebih tertarik untuk mempelajarinya. Bahkan tak sedikit orang yang beramai-ramai membuat video tentang tarian tersebut dan di unggah di yuotube atau jejaring sosial lainnya.

    Berselancar di google menggunakan keyword tari, tidak banyak ditemukan para kaula muda yang mengunggah video youtube tentang tari tradisional. Justru anak bangsa itu kini sibuk dengan tarian ala luar yang mudah ditemukan di jejaring sosial seperti Tik Tok dan sejenisnya.

    Beda dengan pemuda asal Kota Prabumulih bernama Sadli Husendra. Meski hanya sebatas mengunggah kegiatan adat pesta pernikahan di channel Yotube miliknya, namun banyak pesan sosial yang tersirat dari video postingan yang di unggahnya. Walau tidak banyak video yang ditayangkan, namun maksud dan tujuannya begitu mudah ditangkap. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan iyalah ingin melestarikan tarian tradisional Marga Rambang Prabumulih.

    Sadli dalam laman youtube miliknya terlihat berupaya mengajak kaula muda untuk melestarikan "Tari Pewarangan" asli Kota Prabumulih. Tarian ini menurutnya, merupakan simbol bersatunya dua keluarga besar yang dibalut dengan acara pernikahan. Tarian ini biasa digelar saat acara resepsi pernikahan. Dimana keluarga dari kedua belah pihak mempelai akan dipanggil untuk naik ke atas panggung bersama pasangannya masing-masing. Selanjutnya, mereka akan membentuk lingkaran dimana kedua mempelai akan berada di tengah-tengah lingkaran sementara kedua keluarga besar menari berlenggak-lenggok dan bertepuk tangan diiringi lagu adat "ribu-ribu" dan "cari-cari".

    "Iya.. Setidaknya itu makna yang bisa kita sampaikan kepada pengunjung channel. Mengajak kaula muda untuk melestarikan seni dan budaya lokal yang nyaris punah ditelan jaman" ujar penyanyi lokal Prabumulih ini saat ditemui Posmetro Prabu di perkantoran Pemerintah Kota Prabumulih kemarin, Selasa, (28/08/2018).

    Menurutnya, setiap ada job manggung di acara pernikahan adat Prabumulih, lagu cari-cari kerap ia bawakan guna mengiringi Tari Pewarangan yang di gelar di resepsi pernikahan tersebut.  Tari Pewarangan juga merupakan sebuah ritual khusus untuk mempersatukan dua keluarga besar, baik itu dari Ibu Bapak kakek nenek paman bibi keponakan dan cucu ikut larut dalam tarian tersebut.

    "Tarian ini akan lebih meriah dengan diiringi oleh lagu Cari cari, dengan sedikitnya lima buah pantun yang dibuat sendiri oleh si penyanyi, yang isi pantun berkaitan dengan pengantin dan keluarga besar serta tamu undangan lainnya. Kesenian tersebut adalah kebudayaan asli dari Kota Prabumulih yang perlu dijaga agar tidak diklaim negara lain menjadi miliknya" ujar Sadli.

    Bagi warga Prabumulih yang berencana menggelar hajatan resmi dan formal yang ingin berpartisipasi melestarikan tari tradisional Pewarangan ini juga bisa menghubungi secara langsung Sadli Husendra. Bahkan demi meningkatkan rasa Cinta terhadap seni lokal, pihaknya tidak menarget harga tinggi. 

    "Asal semua terhibur dengan nyanyian dan pantun yang kita bawakan, itu juga merupakan bentuk penghargaan yang tidak ternilai. Dengan begitu saja kita  sudah merasa senang dan bangga" tutur pria pecinta Lagu Dangdut klasik itu.

    Disinggung asal mula lagu cari-cari, Sadli tak menampik bahwa lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh Orkes Gumarang dan Orkes Kumbang Tjari dari Minangkabau pada tahun 1960-an. Menurutnya, lagu cari-cari bernama Sikumbang Tjari. kemudian diperbaharui lagi oleh Mardianto dan Poppy. Kemudian diarransemen oleh Erwan Anugrah sekitar tahun 2000-an. "Begitulah perjalanan lagu cari-cari yang sangat cocok dilagukan untuk mengiringi Tari Pewarangan di resepsi pernikahan. Terimakasih kepada mereka yang sudah lebih dulu mempopulerkan lagu Cari cari sehingga saat ini masih dapat dinikmati oleh generesi penerus bangsa" ujarnya.

    Tidak lupa, Pria kelahiran 12 Februari 1991 ini, berharap agar Pemerintah Kota Prabumulih melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk terus memberikan pendidikan tentang adat dan kebudayaan di ekstra kulikuler para siswa sejak dini, tentunya semua pemuda pemudi di Kota Prabumulih agar tidak melupakan adat dan kebudayaan yang bersifat positif dari para terdahulu, ayo kita lestarikan. Ungkapnya bersemangat.
    Komentar

    Tampilkan

    BREAKING NEWS