masukkan script iklan disini
Konon katanya, bermimpilah setinggi langit, berusaha dan berdoa, insya Allah akan Allah perjuangkan mimpi itu.
Bagi saya, ada hal-hal yang mungkin walau hanya sekedar mimpi membuat saya takut, bahkan tak berani memimpikan nya. Saya bukanlah orang yang pintar, cerdas, dan hebat. Saya perempuan biasa yang lahir dari sebuah kota kecil bernama Prabumulih (Kota nanas) Sumatera Selatan. Adalah hal yang tidak mungkin saat itu, untuk bermimpi bisa menuntut ilmu hingga jenjang S3. Jangan kan berpikiran untuk sekolah hingga S3 di negeri orang, bahkan di negeri sendiri pun tidak. Dulu saat mendapatkan beasiswa S2 saja bagi saya adalah luar biasa. Apalagi hingga S3?
Tapi takdir berkata lain. Hanya karena harus mendampingi suami yang telah lebih dulu melanjutkan study di Jepang, Saya pun akhirnya punya mimpi dan niat yang kuat untuk bersekolah. Tidak punya persiapan yang matang, hanya punya niat, dan tekad yang kuat untuk mencapainya. Kepepet kalau kata orang. Karena kata HARUS BISA yang saya patrikan dalam diri saya, membuat saya punya kekuatan yang entah dari mana datangnya. Belajar bahasa inggris siang dan malam, membeli buku panduan dan latihan soal ujian TOEFL, mempersiapkan proposal pengajuan S3, hingga saya harus kehilangan banyak uang hanya untuk mencoba tes bahasa inggris dan menguji kemampuan saya sampai dimana. Bahkan tak jarang, sindiran langsung maupun tidak langsung atas kemampuan saya di pertanyakan.
Awalnya saya ingin mengembangkan ide dan pemikiran saya mengenai Online transportation yang kini telah menjadi bagian dari buku “Dinamika Menuju Indonesia 2045”.
Namun takdir berkata lain, sensei (profesor) yang tadinya akan membimbing saya terpaksa harus meninggalkan Jepang. Saya seperti hilang kekuatan, karena segala daya upaya saya seperti sia-sia. Ada kekuatan doa ibu yang sangat berperan disana, melalui doa, Tuhan memberikan jalan lain. Meski harus mengubah penuh proposal, akhirnya saya mendapatkan sensei baru, bahkan bisa bersama suami (sensei yang sama dengan suami). Dari sini saya paham bahwa Allah pasti telah mempersiapkan yang lebih baik, hanya cukup berhusnudzon dan berpasrah.
Alhamdulillah, disini, di Jepang akhirnya saya bisa melanjutkan study S3. Pernah bermimpi sebelumnya akan kuliah hingga S3? Tidak. Pernah berpikir akan tinggal bersama keluarga di negeri orang? Tidak. Saya hanya pernah berangan-angan, namun takut untuk memimpikan nya.
Angan-angan itu ternyata menjadi kenyataan. Jadi, jangan remehkan angan-angan mu. Mungkin saat kau berangan-angan, malaikat ada di dekatmu. Saat kau hanya bergumam, Ya Allah, mungkinkah aku bisa? Malaikat menyampaikan doamu ke atas Langit.
Semangatlah dan tetaplah berusaha. Bahkan orang biasa seperti saya bisa, apalagi kalian yang sudah luar biasa.
Bagi saya, ada hal-hal yang mungkin walau hanya sekedar mimpi membuat saya takut, bahkan tak berani memimpikan nya. Saya bukanlah orang yang pintar, cerdas, dan hebat. Saya perempuan biasa yang lahir dari sebuah kota kecil bernama Prabumulih (Kota nanas) Sumatera Selatan. Adalah hal yang tidak mungkin saat itu, untuk bermimpi bisa menuntut ilmu hingga jenjang S3. Jangan kan berpikiran untuk sekolah hingga S3 di negeri orang, bahkan di negeri sendiri pun tidak. Dulu saat mendapatkan beasiswa S2 saja bagi saya adalah luar biasa. Apalagi hingga S3?
Tapi takdir berkata lain. Hanya karena harus mendampingi suami yang telah lebih dulu melanjutkan study di Jepang, Saya pun akhirnya punya mimpi dan niat yang kuat untuk bersekolah. Tidak punya persiapan yang matang, hanya punya niat, dan tekad yang kuat untuk mencapainya. Kepepet kalau kata orang. Karena kata HARUS BISA yang saya patrikan dalam diri saya, membuat saya punya kekuatan yang entah dari mana datangnya. Belajar bahasa inggris siang dan malam, membeli buku panduan dan latihan soal ujian TOEFL, mempersiapkan proposal pengajuan S3, hingga saya harus kehilangan banyak uang hanya untuk mencoba tes bahasa inggris dan menguji kemampuan saya sampai dimana. Bahkan tak jarang, sindiran langsung maupun tidak langsung atas kemampuan saya di pertanyakan.
Awalnya saya ingin mengembangkan ide dan pemikiran saya mengenai Online transportation yang kini telah menjadi bagian dari buku “Dinamika Menuju Indonesia 2045”.
Namun takdir berkata lain, sensei (profesor) yang tadinya akan membimbing saya terpaksa harus meninggalkan Jepang. Saya seperti hilang kekuatan, karena segala daya upaya saya seperti sia-sia. Ada kekuatan doa ibu yang sangat berperan disana, melalui doa, Tuhan memberikan jalan lain. Meski harus mengubah penuh proposal, akhirnya saya mendapatkan sensei baru, bahkan bisa bersama suami (sensei yang sama dengan suami). Dari sini saya paham bahwa Allah pasti telah mempersiapkan yang lebih baik, hanya cukup berhusnudzon dan berpasrah.
Alhamdulillah, disini, di Jepang akhirnya saya bisa melanjutkan study S3. Pernah bermimpi sebelumnya akan kuliah hingga S3? Tidak. Pernah berpikir akan tinggal bersama keluarga di negeri orang? Tidak. Saya hanya pernah berangan-angan, namun takut untuk memimpikan nya.
Angan-angan itu ternyata menjadi kenyataan. Jadi, jangan remehkan angan-angan mu. Mungkin saat kau berangan-angan, malaikat ada di dekatmu. Saat kau hanya bergumam, Ya Allah, mungkinkah aku bisa? Malaikat menyampaikan doamu ke atas Langit.
Semangatlah dan tetaplah berusaha. Bahkan orang biasa seperti saya bisa, apalagi kalian yang sudah luar biasa.