masukkan script iklan disini
POSMETRO, PRABUMULIH - Pasar PTM Kota Prabumulih dan segudang persoalan didalamnya tampaknya bakal menjadi persolan panjang. Lagi-lagi pusat pertumbuhan ekonomi di Bumi Seinggok Sepemunyian ini tak terlepas dari sorotan publik. Pagi dini hari tadi, Kamis (18/06/2020) Ratusan pedagang adu mulut dan nyaris saja bentrok dengan petugas Sat Pol PP Kota Prabumulih.
Penyebab kericuhan bermula saat petugas Sat Pol PP melarang para pedangang yang sebelumnya berjualan di Terminal Jalan Lingkar itu melakukan aktivitas bongkar muat di Jalan Jenderal Sudirman dekat Pasar PTM Kota Prabumulih. Suasana yang semula kondusif tersebut tiba-tiba ramai saat salah seorang pedagang tidak terima dilarang membongkar dagangannya di kawasan PTM.
"Kalau nak adil jangan kami bae pak yang dirugike. Jadilah kami ini la nurut aturan Pemerentah. Hampir sebulan kami merugi, ado kami nuntut kerugian?. Kalau memang ado niyan, pindahkelah galo-galo pedagang di PTM ini ke Terminal, biso dak. Berani idak. Ngapo nak kami bae, ngapo ado pilih kasih kamu. Barang jualan kami busuk kamu ado yang perduli idak. Pernah idak bapak lihat langsung kondisi kami di terminal, idak kan?. Kami ini bejulan ini untuk ngisi perut bae pak, bukan nak nyari Kayo" Cecar salah seorang pedagang perempuan dengan suara lantang yang lantas memicu keramaian di bilangan PTM Kota Prabumulih.
Dikatakan, jika kondisi seperti ini terus-menerus terjadi, sama saja Pemerintah menyuruh para pedagang saling membunuh. Pasalnya, saat mereka dipindahkan ke Terminal, pasar pagi PTM tetap saja beroperasi. Pedagang ini juga mengaku sangat mendukung langkah dan kebijakan Pemerintah. Buktinya mereka patuh terhadap aturan. Hanya saja belakangan ini, Pemerintah seolah mempermainkan para pedagang tanpa kejelasan yang seakan-akan menyuruh sesama pedagang saling membunuh. Dimana saat mereka dipindahkan ke Terminal, pasar pagi PTM juga masih beroperasi.
"Lemah sahwat om Pemerentah kito ini. Dak katek ketegasan. Nyuruh sat pol PP bae ngusir pedagang. Kalau memang ingin tertib dan ditertibkan, coba Pak Wali turun langsung sekali-sekali ke lapangan maka tahu persoalan pedagang yang sebenarnya. Tadi Pak wali la aku cubo telpon, tapi dak aktif. Apo oleh malam itu dak pacak diganggu untuk ngurusi rakyat kecik ini" ujar Anuar.
Dikatakan, jika petugas sat pol PP masih melarang para pedagang melakukan aktifitas bongkar muat di Jalan Jenderal Sudirman itu, mereka mengancam akan nekat menggelar dagangan di Rumah Dinas Walikota. "Kami ini bukan main-main pak, kami akan ke Rumah Dinas berjualan mangke tahu Pak Ridho kami ini saro sejak dipindahke ke terminal" ujarnya.
Pantauan di lapangan, perundingan antara pedagang dan Petugas Sat Pol PP tampak berujung mentok. Tidak ada keputusan yang jelas dan Jalan Jenderal Sudirman dini hari tadi itu masih ditempati para pedagang, agen dan pengepul untuk menggelar dagangannya. Situasi kemacetan pun tak terhindarkan. Jalan Jenderal Sudirman kembali semberaut seperti sedia kala.
Penyebab kericuhan bermula saat petugas Sat Pol PP melarang para pedangang yang sebelumnya berjualan di Terminal Jalan Lingkar itu melakukan aktivitas bongkar muat di Jalan Jenderal Sudirman dekat Pasar PTM Kota Prabumulih. Suasana yang semula kondusif tersebut tiba-tiba ramai saat salah seorang pedagang tidak terima dilarang membongkar dagangannya di kawasan PTM.
"Kalau nak adil jangan kami bae pak yang dirugike. Jadilah kami ini la nurut aturan Pemerentah. Hampir sebulan kami merugi, ado kami nuntut kerugian?. Kalau memang ado niyan, pindahkelah galo-galo pedagang di PTM ini ke Terminal, biso dak. Berani idak. Ngapo nak kami bae, ngapo ado pilih kasih kamu. Barang jualan kami busuk kamu ado yang perduli idak. Pernah idak bapak lihat langsung kondisi kami di terminal, idak kan?. Kami ini bejulan ini untuk ngisi perut bae pak, bukan nak nyari Kayo" Cecar salah seorang pedagang perempuan dengan suara lantang yang lantas memicu keramaian di bilangan PTM Kota Prabumulih.
Dikatakan, jika kondisi seperti ini terus-menerus terjadi, sama saja Pemerintah menyuruh para pedagang saling membunuh. Pasalnya, saat mereka dipindahkan ke Terminal, pasar pagi PTM tetap saja beroperasi. Pedagang ini juga mengaku sangat mendukung langkah dan kebijakan Pemerintah. Buktinya mereka patuh terhadap aturan. Hanya saja belakangan ini, Pemerintah seolah mempermainkan para pedagang tanpa kejelasan yang seakan-akan menyuruh sesama pedagang saling membunuh. Dimana saat mereka dipindahkan ke Terminal, pasar pagi PTM juga masih beroperasi.
"Lemah sahwat om Pemerentah kito ini. Dak katek ketegasan. Nyuruh sat pol PP bae ngusir pedagang. Kalau memang ingin tertib dan ditertibkan, coba Pak Wali turun langsung sekali-sekali ke lapangan maka tahu persoalan pedagang yang sebenarnya. Tadi Pak wali la aku cubo telpon, tapi dak aktif. Apo oleh malam itu dak pacak diganggu untuk ngurusi rakyat kecik ini" ujar Anuar.
Dikatakan, jika petugas sat pol PP masih melarang para pedagang melakukan aktifitas bongkar muat di Jalan Jenderal Sudirman itu, mereka mengancam akan nekat menggelar dagangan di Rumah Dinas Walikota. "Kami ini bukan main-main pak, kami akan ke Rumah Dinas berjualan mangke tahu Pak Ridho kami ini saro sejak dipindahke ke terminal" ujarnya.
Pantauan di lapangan, perundingan antara pedagang dan Petugas Sat Pol PP tampak berujung mentok. Tidak ada keputusan yang jelas dan Jalan Jenderal Sudirman dini hari tadi itu masih ditempati para pedagang, agen dan pengepul untuk menggelar dagangannya. Situasi kemacetan pun tak terhindarkan. Jalan Jenderal Sudirman kembali semberaut seperti sedia kala.