masukkan script iklan disini
POSMETRO, PRABUMULIH - New normal atau kenormalan baru adalah istilah yang populer belakangan ini di Kota Prabumulih. Istilah 'new normal' merujuk ke kondisi kenormalan dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Mengacu pada statment Walikota Prabumulih Ir, H. Ridho Yahya MM yang menyebut masa new normal adalah saat dimana masyarakat harus berdamai dengan virus Corona. Hidup berdampingan bersama Covid-19 harus pula diimbangi dengan mengedepankan protokol kesehatan sebab Covid-19 masih tetap menjadi ancaman.
Motivasi ekonomi menjadi alasan utama meninggalkan PSBB dan beralih ke new normal. Sebab, kebijakan penanganan Corona mulai dari lockdown lokal hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) benar-benar telah memukul ekonomi Kota Prabumulih dari berbagai sisi.
Penurunan curva pasien Covid-19 pasca penerapan PSBB termasuk turut andil menggeser PSBB ke New Normal dan menjadi ketetapan Prabumulih 9 Juni lalu menuju pemulihan ekonomi di Kota Tercinta yang sempat terombang ambing.
Pemerintah Kota Prabumulih dibawah kendali Ridho Yahya dalam suatu kesempatan saat menggelar konferensi Pers dengan media mengaku bakal menerapkan perinsip Pegadaian dalam memanage perekonomian di Kota Prabumulih di fase new normal yakni "menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan masalah".
"Dalam penerapannya di lapangan, kita akan memadukan PSBB dengan New Normal, dimana PSBB yang merupakan Protokol kesehatan secara disiplin akan dipadukan dengan New Normal yang berarti mengembalikan geliat ekonomi kembali ke sediakala sehingga usaha ekonomi masyarakat tetap berjalan dan protokol kesehatan secara disiplin tetap diterapkan" tegas Ridho Yahya.
Dua hari pasca Prabumulih dinyatakan New Normal, geliat ekonomi di Kota Prabumulih memang mulai terlihat. Toko-toko di bilangan Jenderal Sudirman dan Padat Karya mulai kembali beraktifitas. Restoran baik rumah makan maupun Cafe-Cafe yang sebelumnya hanya melayani Delivery kini sudah berani melayani di tempat.
"Alhamdulilah beguyur bae Bang. Meski belum maksimal setidaknya beberapa pelanggan kita sudah mulai kembali datang untuk makan di sini. Bisa jadi karna baru diterapkan membuat warga masih enggan ke luar rumah. Kemudian angkutan travel juga belum maksimal beroperasi jadi belum seramai dulu. Namun begitu kita tetap optimis, ekonomi prabumulih akan segera pulih dalam waktu dekat ini" Ujar Andi salah seorang pemilik rumah makan di Kota Prabumulih.
Kendati Pelonggaran pergerakan sosial telah diberlakukan, Andi mengaku pihaknya lantas kembali seperti sedia kala saat pandemi belum lahir di Kota Prabumulih. Rumah Makan miliknya lanjut dia tetap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana himbauan Pemerintah Kota Prabumulih yakni dengan menerapkan jaga jarak, menyedikan handsanitizer, tempat cuci tangan dan senantiasa menjaga kebersihan.
Ditempat terpisah, Pengamat kebijakan Publik Kota Prabumulih Pohan Maulana, SE saat dimintai tanggapannya menyangkut fase new normal yang baru saja diresmikan di Kota Prabumulih serta kembali membuka operasional sektor perekonimian juga berharap bisa mempercepat recovery ekonomi Prabumulih yang babak belur dihajar Corona.
"Yang pertama kita sangat berharap penerapan fase new normal bisa mempercepat recovery ekonomi Prabumulih yang sempat menurun drastis. Namun perlu diingat bahwa penerapan fase new normal di tengah pandemi tentu akan mendatangkan dua konsekuensi. Pertama, kalau mitigasi penularan berhasil dilakukan tentu penerapan new normal akan menjadi daya ungkit perekonomian Kota Prabumulih" ujar Pohan.
Kedua, lanjut dia, jika kondisinya justru sebaliknya, kebijakan ini tentu akan menjadi pukulan telak. Bukan hanya semakin memperluas angka infeksi virus, tetapi juga bakal memukul perekonomian. Alhasil, waktu pemulihan ekonomi sudah pasti semakin lama.
"Kalau tidak dibarengi pengendalian yang konsisten, ya dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan optimal. Namun begitu dalam pantauan kita sejak penerapan new normal beberapa hari ini jika dilakukan secara konsisten, kita optimis ekonomi Kota Prabumulih dalam waktu dekat akan kembali seperti semula" pungkasnya. (Jun.M)
Mengacu pada statment Walikota Prabumulih Ir, H. Ridho Yahya MM yang menyebut masa new normal adalah saat dimana masyarakat harus berdamai dengan virus Corona. Hidup berdampingan bersama Covid-19 harus pula diimbangi dengan mengedepankan protokol kesehatan sebab Covid-19 masih tetap menjadi ancaman.
Motivasi ekonomi menjadi alasan utama meninggalkan PSBB dan beralih ke new normal. Sebab, kebijakan penanganan Corona mulai dari lockdown lokal hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) benar-benar telah memukul ekonomi Kota Prabumulih dari berbagai sisi.
Penurunan curva pasien Covid-19 pasca penerapan PSBB termasuk turut andil menggeser PSBB ke New Normal dan menjadi ketetapan Prabumulih 9 Juni lalu menuju pemulihan ekonomi di Kota Tercinta yang sempat terombang ambing.
Pemerintah Kota Prabumulih dibawah kendali Ridho Yahya dalam suatu kesempatan saat menggelar konferensi Pers dengan media mengaku bakal menerapkan perinsip Pegadaian dalam memanage perekonomian di Kota Prabumulih di fase new normal yakni "menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan masalah".
"Dalam penerapannya di lapangan, kita akan memadukan PSBB dengan New Normal, dimana PSBB yang merupakan Protokol kesehatan secara disiplin akan dipadukan dengan New Normal yang berarti mengembalikan geliat ekonomi kembali ke sediakala sehingga usaha ekonomi masyarakat tetap berjalan dan protokol kesehatan secara disiplin tetap diterapkan" tegas Ridho Yahya.
Dua hari pasca Prabumulih dinyatakan New Normal, geliat ekonomi di Kota Prabumulih memang mulai terlihat. Toko-toko di bilangan Jenderal Sudirman dan Padat Karya mulai kembali beraktifitas. Restoran baik rumah makan maupun Cafe-Cafe yang sebelumnya hanya melayani Delivery kini sudah berani melayani di tempat.
"Alhamdulilah beguyur bae Bang. Meski belum maksimal setidaknya beberapa pelanggan kita sudah mulai kembali datang untuk makan di sini. Bisa jadi karna baru diterapkan membuat warga masih enggan ke luar rumah. Kemudian angkutan travel juga belum maksimal beroperasi jadi belum seramai dulu. Namun begitu kita tetap optimis, ekonomi prabumulih akan segera pulih dalam waktu dekat ini" Ujar Andi salah seorang pemilik rumah makan di Kota Prabumulih.
Kendati Pelonggaran pergerakan sosial telah diberlakukan, Andi mengaku pihaknya lantas kembali seperti sedia kala saat pandemi belum lahir di Kota Prabumulih. Rumah Makan miliknya lanjut dia tetap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana himbauan Pemerintah Kota Prabumulih yakni dengan menerapkan jaga jarak, menyedikan handsanitizer, tempat cuci tangan dan senantiasa menjaga kebersihan.
Ditempat terpisah, Pengamat kebijakan Publik Kota Prabumulih Pohan Maulana, SE saat dimintai tanggapannya menyangkut fase new normal yang baru saja diresmikan di Kota Prabumulih serta kembali membuka operasional sektor perekonimian juga berharap bisa mempercepat recovery ekonomi Prabumulih yang babak belur dihajar Corona.
"Yang pertama kita sangat berharap penerapan fase new normal bisa mempercepat recovery ekonomi Prabumulih yang sempat menurun drastis. Namun perlu diingat bahwa penerapan fase new normal di tengah pandemi tentu akan mendatangkan dua konsekuensi. Pertama, kalau mitigasi penularan berhasil dilakukan tentu penerapan new normal akan menjadi daya ungkit perekonomian Kota Prabumulih" ujar Pohan.
Kedua, lanjut dia, jika kondisinya justru sebaliknya, kebijakan ini tentu akan menjadi pukulan telak. Bukan hanya semakin memperluas angka infeksi virus, tetapi juga bakal memukul perekonomian. Alhasil, waktu pemulihan ekonomi sudah pasti semakin lama.
"Kalau tidak dibarengi pengendalian yang konsisten, ya dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan optimal. Namun begitu dalam pantauan kita sejak penerapan new normal beberapa hari ini jika dilakukan secara konsisten, kita optimis ekonomi Kota Prabumulih dalam waktu dekat akan kembali seperti semula" pungkasnya. (Jun.M)