• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Danau Shuji, Diantara Karya Seni Bob Permana dan Dukungan Pertamina

    24 Oktober 2023, Oktober 24, 2023 WIB Last Updated 2023-10-25T11:59:01Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Oleh : Jun Manurung
    Wartawan POSMETRO.ID
    KOTA PRABUMULIH

    Berada di Desa Lembak Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim, Danau Shuji menurut saya adalah jerih payah karya seni terbaik putra tempatan yang disulap menjadi Destinasi Wisata baru warga lokal yang kemudian menasional berkat dukungan Pertamina dan media massa. Secara pribadi saya memahami dan tahu betul perjuangan owner danau shuji Bob Permana yang berangkat dari nol hingga berhasil menembus Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021 kategori destinasi baru dan berhasil meraih juara 3.  


    Selain sebagai perwujudan seni mendesain destinasi, secara konsep arsitektur, danau shuji berubah wujud menjadi representasi seni kawasan wisata lokal yang menasional dan bahkan mendunia.


    Ceritanya saya mulai pada Tanggal 7 Juni 2020. Hari itu secara resmi dan pertama kali saya menginjakkan kaki bertandang ke danau shuji memenuhi undangan Bob Permana. Secara kebetulan di sana sedang berlangsung penggarapan objek wisata yang ternyata sudah digarap sejak sebulan lalu sebelum saya memenuhi undangan. Dari foto-foto yang dikirimkan oleh Bob Permana melalui aplikasi Whats App (WA) Sabtu (6/06/2020), keindahan danau shuji sudah terlihat meski hanya sebagian. Selebihnya sekelompok warga masih bergelut melakukan pembersihan dan penebasan pepohonan di tepian danau.


    Pesan Bob yang terlampir di foto yang dikirim via WA mengisyaratkan ada mimpi besar untuk diwujudkan di Desa Lembak yang kelak menjadi sejarah panjang bagi generasi penerus karna sejarah jualah yang kelak bakal ditonjolkan kala danau shuji sudah siap dieksekusi. Ya benar, sebuah destinasi wisata tanpa disertai nilai historis ibarat sayur tanpa garam. Tak banyak yang diceritakan kala pengunjung bertanya tentang objek wisata.


    Hubungan Bob Permana dengan Penulis memang sudah terjalin sejak lama. Bahkan Bob pernah menyumbangkan hasil karya seni miliknya untuk dijadikan logo resmi media POSMETRO PRABU ke redaksi. Logo itu ia desain sedemikian rupa untuk dijadikan logo website posmetroprabu.com sebelum perubahan nama seperti sekarang POSMETRO.ID. Dari hubungan lama itu jualah Bob bermaksud menggandeng POSMETRO.ID untuk mempromosikan keberadaan danau shuji ke masyarakat luas.


    Tiba di danau shuji, mata saya langsung dusuguhkan pada lanskap terusan danau yang luar biasa. Pemandangan ini tentu saja berpeluang besar untuk dijadikan kawasan wisata yang indah jika dikelola dengan baik. Terusan ini lebarnya berkisar 60 meter dan terbentang memanjang diperkirakan mencapai 500 meter jika digarap keseluruhan. Ini sungguh luar biasa pikiran saya menerawang jauh ke seberang. Ditengah lamunan saya, puluhan orang warga sekitar masih terus beraktivitas mengerjakan pekerjaannya masing-masing.



    Mereka berjibaku di dalam air membersihkan bermacam sampah, kayu dan akar pephonan serta tumbuhan yang ada disana. Sesekali mereka rela menyelam mengikat batang kayu di dalam danau untuk ditarik ke permukaan menggunakan peralatan seadanya. Tidak terlihat alat berat saat pertama kali proyek danau shuji dikerjakan. Semuanya menggunakan peralatan tradisional seperti sampan, parang, Kapak, tali, dan Senso.



    Cuaca cerah sore itu memang terlalu sayang untuk dilewatkan. Sambil menikmati secangkir Kopi Lembak, saya berjalan-jalan mengitari kawasan danau yang masih apa adanya namun ruh Danau Shuji untuk jadi primadona wisata di Sumatera Selatan sudah tercium baunya. Angin yang berhembus lembut, ditingkahi suara-suara hewan endemik hutan, membuat saya betah untuk berlama-lama di sini. Diseberang sana juga terlihat ada rumah diatas pohon sungguh menarik perhatian. 


    Bob Permana dengan segala keterbatasannya terus mengoptimalkan sumber daya desa lembak untuk membangun semacam kawasan wisata dimana publik atau masyarakat dapat berkunjung kelak kesini untuk melepaskan penat dari kesibukan dan ativitas sehari-hari. Jika sudah dikenal, produk UMKM asli lembak tentu mendapat tempat tersendiri untuk dipasarkan. 


    “Setidaknya keberadaan kawasan wisata ini dapat mendorong roda perekonomian Desa yang lebih baik melalui produk UMKM berupa makanan yang juga bisa dijadikan oleh-oleh. Sebab di beberapa daerah lain, perkembangan objek wisata cukup berpengaruh mengangkat potensi UMKM dan menjadi modal utama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar” ujar Bob Permana kala itu.


    Pria pemilik akun Facebook Panglima Lembak itu saat dibincangi mengaku terinspirasi membangun kawasan wisata dimulai dari beberapa perjalanannya diluar daerah. Sehingga ia berusaha semaksimal mungkin mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki desanya untuk pencapaian nilai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di sekitar objek wisata. Kemudian kata dia, dunia pariwisata itu sangat erat hubungannya dengan UMKM sehingga otomatis akan menggerakkan sektor kuliner. “Itu sebabnya kedepan kita terus menggerakkan sektor UMKM sebagai pendukung pariwisata itu sendiri. Simbiosis mutualisme-lah” kata Bob.


    Danau Shuji yang berada ditengah perkebunan karet warga dengan kontur lahan yang rata ditambah semangat warga berjibaku bahu membahu pantang menyerah akhirnya berbuah manis. Meski belum sempurna Danau Shuji telah menjelma menjadi sebuah destinasi yang kaya akan kearifan lokal. Sebab siang itu juga warga tempatan berhasil membangun pondok terapung serta rumah diatas pohon. Sementara di seberang sana dengan jelas terlihat seseorang seperti mendesain ruang galeri terbuka untuk memajang pesan-pesan moral yang menggelitik. Konsep galeri ruang terbuka ini memberi kesan menyatu dengan alam disertai pesan kehidupan sehari-hari.


    Menyusuri tepian Danau, anak-anak tempatan tampak bahagia berenang. Sesekali mereka memperlihatkan seni melompat indah dari batang pohon kemudian terjun ke air. Berkat lompatan tersebut air danau mampu naik ke atas permukaan membentuk hukum archimedes yang menjelaskan mengenai gaya suatu benda di dalam air. Hukum itu menerangkan ada benda yang mengapung di air dan ada yang tenggelam. Usai lompatan pertama, disusul kemudian lompatan kedua dan seterusnya. Setelahnya anak-anak bergegas berlari menuju sampan yang sedang terparkir dan secara bersamaan menaikinya. Akibat kelebihan beban, sampan tersebutpun karam disusul kemudian anak-anak yang ikut tenggelam. Namun karena keahlian mereka berenang menggunakan hukum archimedes, peristiwa itu menjadi hiburan tersendiri bagi mereka untuk kemudian melakoni permaian lainnya di Danau tersebut.


    Penasaran dengan rumah diatas pohon, saya pun mencoba menaikinya meski dengan perjuangan ekstra. Jika dulu kamu berada bersama saya di rumah diatas pohon ini maka kamu akan mendapati sebuah pemandangan lanskap bukaan yang luas dengan latar kebun karet yang menawan. Di bawah rumah mungkin tak pelu saya ceritakan. Biarlah foto dibawah ini yang bercerita kala saya berada di rumah diatas pohon sebelum sekarang ini. Terlihat mempesona bukan? Sampan yang bermuatan 6 orang penumpang itu terlihat bergerak lambat menikmati keindahan sekitar di iringi oleh anak-anak desa yang berenang menggunakan pelampung ban.



    Melihat ke seberang danau, ada sebuah pembangunan saung yang nantinya mungkin disediakan untuk para pengunjung. Saung tersebut tepat berada di bibir danau dilengkapi dengan jembatan kecil sebagai akses masuk agar terlihat klasik. Sebagai pelengkap, danau shuji juga berencana menyediakan fasilitas penunjang lain seperti mushola, toilet dan tenan yang menyediakan kuliner dan oleh-oleh. Semuanya masih dalam perencanaan kala itu. 


    Mengungkap penyebutan Shuji di belakang penulisan Danau merupakan cerita panjang yang menyelimuti keasrian Danau Shuji Lembak secara keseluruhan. Shuji sendiri merupakan nama sosok tentara jepang yang berpengaruh kala pendudukan nippon di Sumatera Selatan di masa peperangan jaman dulu. Danau Shuji yang merupakan bekas dapur umum tentara jepang kala itu memiliki peran strategis mendukung tentara jepang merebut wilayah di Sumsel dan Lembak secara khusus. Untuk sampai ketempat ini butuh waktu 20 menit dari Pusat Kota Prabumulih dan sekitar 2 Jam dari Kota Palembang.


    Dalam proses pembangunan kawasan destinasi wisata ini, Bob mengaku masih mengeluarkan anggaran pribadi yang nominal nilainya sudah mencapai ratusan juta rupiah. Meski pembangunan danau masih membutuhkan biaya besar agar terlihat sempurna, Bob Permana tetap opitimis sebagaimana pesan moral yang ia catatkan di kawasan pintu masuk Danau Shuji “Tidak Semua Orang Punya Gaji Tapi Semua Orang Punya Rezeki”. Pesan ini pun berhasil mendatangkan orang-orang penting perusahan besar pelat merah bernama PT. Pertamina EP yang sekarang lebih dikenal dengan Sebutan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 (PHRZ4). 


    Keyakinan bob tentang peribahasa tersebut mengisyaratkan untuk fokus pada pikiran, memikirkan semua yang Allah perintahkan pada umatnya. Jangan menyibukkan fikiran dengan rezeki yang sudah dijamin untuk umatnya. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah dengan hikmahNya berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan rahmatNya membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu. (Al-Fawaid: 94).


    Berkaca dari peribahasa tersebut bisa disimpulkan bahwa tidak semua rezeki itu berupa uang atau barang juga kesehatan dan lainnya. Tidak mengeluarkan uang pun juga termasuk rezeki sebagaimana Pertamina yang bersedia membantu Bob mewujudkan impian menjadikan danau shuji sebagai destinasi wisata lokal dengan jangkauan global. Perusahaan yang tercatat dengan pendapatan pada 2022 sebesar Rp1.323 triliun itupun dengan senang hati bersedia menjadi pembina danau shuji. Dengan demikian danau shuji secara resmi menjadi desa wisata binaan PHRZ 4. 




    Rasa syukur Bob Permana kala dilirik Pertamina semakin tak berkesudahan. Bantuan demi bantuan pun dialokasikan untuk mendorong Danau Shuji menjadi destinasi wisata yang Booming dikalangan milenial dan juga masyarakat umum. Objek wisata lokal yang mampu menembus pasar destinasi wisata tingkat nasional. 


    Selain dukungan finansial dan bahan bangunan berupa pipa dan lainnya, danau shuji juga ketiban bantuan Tim Pengembangan Komunitas dari Pertamina. Tim ini turut serta melakukan pemetaan untuk pengembangan Danau Shuji. Termasuk tata letak pembangunan sarana penunjang dan fasilitas umum di kawasan tersebut.


    Selain menentukan tata letak dan pemetaan sosial, Pertamina juga turut serta menentukan Rencana Strategis (Renstra) Danau Shuji lima tahun ke depan dengan melibatkan kelompok masyarakat desa dikawasan Danau Shuji. Sehingga program unggulan Pertamina untuk kesejahteraan masyarakat bisa diwujudkan di danau shuji seperti program Pak Dalang (Plastik Daur Ulang) yang berfokus pada pengolahan sampah non organik. program Sarah (Sampah Bawa Berkah) dan Pesat (Pengolahan Sampah Terpadu).


    Selain itu ada juga Pokdarling (Kelompok Sadar Lingkungan), Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), dan Protaberdasi (Program Tanggap Bencana Kebakaran Danau Shuji). Tercatat pada Pok Darwis ada 61 anggota, 10 anggota Pokdarling, dan 15 anggota Protaberdasi.


    Tak sampai disitu, perkembangan danau shuji ternyata sampai juga ke telinga Dirut PHR Regional 1 Sumatra Selatan, Jaffe A Suardin. Melihat potensi yang dimiliki ojek wisata lokal ini memaksa Jaffe berkunjung ke danau Shuji Lembak. Dalam lawatan tersebut, Jaffe juga turut memberikan bantuan serta menanam pohon Sakura di sekitar danau. Pemberian bantuan dan penanaman pohon di kawasan wisata menurut Jaffe merupakan bentuk program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Pertamina dalam rangka mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) serta upaya menuju Emisi Nol pada 2060 menjawab isu dekarbonisasi.


    Rasa Syukur Bob Permana atas rezeki yang ia terima seperti aliran sungai yang tidak pernah berhenti dari Pertamina melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR).  Terlebih destinasi wisata danau shuji binaan Pertamina EP (PEP) Prabumulih Field maraih penghargaan kategori emas dalam ajang Corporate Social Responsibility (CSR) & Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Awards 2023 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, di Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), pada Rabu (1/2/2023). 


    Penghargaan ini diterima oleh PEP Prabumulih Field atas komitmen dalam percepatan pembangunan desa dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) desa melalui program Lembak Desa Wisata Danau Shuji (MBAK DEWI SHUJI). Tercatat Penghargaan ini merupakan penghargaan yang ke 2 kalinya. Dimana pada 2022 PEP Prabumulih Field juga meraih penghargaan Kategori Emas untuk program BU DEWI (Burai Desa Wisata).


    Senior Manager PEP Prabumulih Field, Jemy Oktavianto, mengaku bangga atas penghargaan yang diraih dalam ajang tersebut. “Program MBAK DEWI SHUJI telah mampu menciptakan lapangan kerja bagi warga lokal dan menjadi salah satu penggerak perekonomian di Desa Lembak melalui program ekowisata. Saya yakin kedepan program ini akan terus berkembang, bahkan menjadi pemicu inovasi bagi program luar biasa berikutnya,” ujar Jemy kala itu.


    Tak salah Bob Permana menampilkan pesan mendalam yang menyebut “Tidak Semua Orang Punya Gaji Tapi Semua Orang Punya Rezeki”. Pesan tersebut ia pajang jauh sebelum Danau Shuji sehebat sekarang ini. Maknanya terwujud sudah karna sebuah mimpi tidak menjadi kenyataan melalui sihir tapi membutuhkan keringat, tekad dan kerja keras. Semua jerih payah, pengorbanan, perjuangan, kejatuhan, seluruhnya terbayar sudah manakala Pertamina melengkapinya dengan memberangkatkan 9 orang petugas danau shuji menjalankan Ibadah Umroh ke Tanah Suci.


    Sebagaimana General Manager Zona 4 Region 1-Sumatra Pertamina Hulu Rokan (PHR), Agus Amperianto menyebut, apa yang dilakukan Pertamina di Danau Shuji adalah CSR Beyond. Level inovasi yang dilakukan di danau shuji merupakan level radikal. “Level inovasi yang kami lakukan merupakan taraf radikal. Ini radikal positif, karena inovasi ini mencakup masyarakat yang diajak melakukan perubahan secara keseluruhan, baik komponen maupun sistem yang ada,” katanya.


    Dikatakan, program di Danau Shuji bukan hanya menyulap lokasi pembuangan sampah menjadi objek wisata yang bersih, tapi juga memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang kian menjadi perhatian dunia. Program ini menunjukkan Pertamina benar-benar kian kukuh menjadi energi kehidupan dan kemajuan. Bob Permana dengan Danau Shuji-nya, adalah salah satu contoh karya seni yang didukung oleh Pertamina.
    Komentar

    Tampilkan

    BREAKING NEWS