• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Ketentraman Warga Penggoli Mulai Terusik Izin Sarang Burung Walet

    15 Agustus 2024, Agustus 15, 2024 WIB Last Updated 2024-08-15T02:07:29Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

      


    POSMETRO.ID | PALOPO - Di sudut Kota Palopo, tepatnya di Kelurahan Penggoli, Kecamatan Wara Utara, sebuah cerita pilu terus menghantui kehidupan Abidin, seorang warga yang telah tinggal di sana selama lebih dari lima dekade. Rumah sederhana di Jl. Sungai Cerekang yang dibangunnya dengan penuh kasih sayang kini tak lagi menjadi tempat berlindung yang nyaman. Semua berubah ketika sebuah bangunan menjulang tinggi di samping rumahnya, tak lain adalah sarang burung walet yang sudah berdiri sejak tujuh tahun lalu.


    Pagi itu, Abidin duduk di teras rumahnya. Sinar matahari yang biasanya memberikan kehangatan kini seolah terasa menyengat, seiring dengan rasa kecewanya yang tak kunjung reda. Ia bercerita, bangunan sarang walet milik seorang warga keturunan Tionghoa asal Sumatera itu tak hanya merusak pemandangan, tetapi juga merusak struktur rumahnya.


    "Setiap kali saya melihat retakan di dinding, saya merasa seperti melihat goresan luka yang semakin dalam di hati saya," ungkap Abidin dengan nada suara yang penuh kegetiran. Retakan-retakan itu bukan sekadar tanda kerusakan fisik, tetapi juga simbol dari ketidakadilan yang dirasakannya.


    Abidin sudah lama mencoba mencari keadilan. Ia mendatangi kantor kelurahan, berharap ada tangan pemerintah yang mampu meringankan beban pikirannya. Namun, jawaban yang diterimanya justru menambah beban tersebut. "Pak Lurah bilang, pemilik sarang walet itu sudah punya izin, dan tanda tangan anak saya termasuk di dalamnya. Tapi, bagaimana bisa? Anak saya saat itu masih SMP!" seru Abidin, tak habis pikir.


    Kecurigaan Abidin semakin membesar. Ia mendapati kenyataan bahwa anaknya tak pernah menandatangani surat persetujuan apapun. "Saya bertanya-tanya, apakah mungkin ada pemalsuan tanda tangan di sini? Ini bukan hanya soal rumah yang rusak, tapi juga soal kejujuran dan tanggung jawab," katanya sambil menatap dinding rumahnya yang semakin rapuh.


    Bagi Abidin, rumah adalah tempat bernaung, tempat di mana keluarganya merasa aman dan tenteram. Namun, kehadiran bangunan empat lantai yang menjulang di sebelah rumahnya itu telah mengubah segalanya. Kebisingan dan getaran dari pembangunan, serta suara burung walet yang tiada henti, membuatnya sulit untuk merasakan ketenangan. Bahkan, ia merasa rumahnya tidak lagi kokoh seperti dulu.


    "Saya hanya ingin hidup dengan tenang di rumah saya sendiri. Saya berharap pemerintah bisa membantu saya. Setidaknya, pemilik sarang walet itu bisa bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi," ujarnya dengan harapan yang masih tersisa.


    Kisah Abidin bukanlah satu-satunya di kota ini. Warga lain di Penggoli juga merasakan dampak dari pembangunan sarang walet yang semakin marak. Namun, Abidin percaya bahwa harapannya masih bisa terwujud jika pemerintah dan masyarakat bersama-sama mencari solusi yang adil.


    Seiring dengan berjalannya waktu, Abidin tetap bertahan di rumahnya, meski dinding-dindingnya semakin rapuh. Ia terus berharap, seperti halnya burung walet yang kembali ke sarangnya, suatu hari nanti keadilan akan kembali ke rumahnya, membawa kedamaian yang telah lama hilang* Fad.

    Komentar

    Tampilkan

    BREAKING NEWS