Hj. Suryanti Ngesti Rahayu, yang lebih akrab dipanggil Ibu Ngesti Ridho Yahya, bukanlah sosok asing bagi para wanita tani ini. Bagi mereka, Ngesti adalah simbol harapan, pemimpin yang selama ini mereka cari—seseorang yang peduli dengan nasib petani, UMKM, hingga generasi muda yang kerap kali terpinggirkan dalam arus pembangunan.
Maria, salah satu perwakilan dari Kelompok Wanita Tani (KWT), berbicara dengan penuh keyakinan. Ia mengungkapkan pihaknya telah bersatu untuk mendukung Ngesti Ridho pada pemilihan Walikota Prabumulih 2024.
“Kami telah memutuskan untuk mendukung Ibu Ngesti untuk maju sebagai Wali Kota Prabumulih pada Pilkada 2024. Beliau adalah sosok yang tidak hanya turun ke lapangan, tetapi juga bekerja nyata bagi kami,” ujarnya dengan mata yang berbinar.
Kelompok Wanita Tani ini bukanlah perkumpulan biasa. Mereka lahir dari kebutuhan dan keinginan untuk memiliki pemimpin yang benar-benar memahami dan merasakan perjuangan sehari-hari sebagai petani. Dalam diskusi internal yang panjang dan penuh pertimbangan, nama Ngesti Ridho Yahya muncul sebagai jawaban atas harapan mereka.
“Di dalam hati kami, kami ingin pemimpin yang peduli dengan nasib petani. Dan Ibu Ngesti, bagi kami, adalah jawaban dari doa-doa itu,” lanjut Maria.
Kepedulian Ngesti tidak hanya berhenti pada kata-kata. Aksi nyata yang dilakukan—dari turun langsung ke lapangan hingga mendengarkan keluh kesah para petani—menjadi bukti bahwa Ngesti bukanlah calon pemimpin yang hanya berslogan. Dia adalah pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.
Dukungan ini bukan sekadar wacana. Di tempat lain, tepatnya di Kelurahan Patih Galung dan Muntang Tapus, para ibu-ibu KWT dengan semangat yang sama menyambut kedatangan Ngesti dengan tangan terbuka. Mereka mengungkapkan dukungan penuh, menyebutnya sebagai sosok yang tidak hanya ahli dalam pertanian, tetapi juga mampu mengayomi masyarakat kecil.
“Kami mendukung 100 persen Ibu Ngesti untuk menjadi Wali Kota Prabumulih 2024. Beliau memiliki pengetahuan yang mendalam di bidang pertanian dan mampu memahami kebutuhan kami, masyarakat kecil,” kata Umyati, salah satu tokoh wanita tani di daerah tersebut.
Ngesti, dengan senyum hangatnya, mengucapkan terima kasih atas dukungan yang begitu tulus tersebut. Bagi Ngesti, dukungan ini bukan hanya sekadar suara tambahan dalam pilkada, tetapi juga sebuah tanggung jawab besar untuk memajukan KWT dan memastikan kesejahteraan keluarga di Prabumulih.
"Kita, sebagai ibu-ibu, selain mengurus rumah tangga, juga perlu bersosialisasi untuk mendapatkan informasi dan menambah keterampilan yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga kita,” ujarnya dengan lembut namun tegas.
Dengan keyakinan yang kuat, Ngesti menambahkan, "Terima kasih juga atas doa dan dukungannya. InsyaAllah, jika saya dikehendaki dan terpilih menjadi Wali Kota, kita akan lebih memajukan KWT ini karena program ini merupakan cikal bakal kemandirian ibu-ibu, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga."
Pilihan untuk mendukung Ngesti bukanlah tanpa alasan. Mereka melihat di dalam dirinya sebuah harapan baru untuk Prabumulih—sebuah masa depan di mana kepemimpinan yang peduli dan bekerja nyata dapat membawa perubahan signifikan bagi kota tercinta mereka.
Dan kini, dengan dukungan kuat dari Kelompok Wanita Tani, Ngesti Ridho Yahya bukan hanya sekadar kandidat, tetapi sebuah simbol pergerakan menuju masa depan yang lebih baik bagi Prabumulih*Jun.M