• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    SPMSS Menggugat: Bongkar Dugaan Malpraktik RSUD Ogan Ilir

    26 Agustus 2024, Agustus 26, 2024 WIB Last Updated 2024-08-26T13:16:21Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    POSMETRO.ID | OGAN ILIR - Jarum jam tepat menunjukkan pukul 09.03 pagi saat sekelompok warga menyusuri Jalan Lintas Tengah Indralaya - Prabumulih menuju Mapolres Ogan Ilir. Rombongan tersebut tidak lain para aktivis Lembaga Serikat Pemuda dan Masyarakat Sumsel (SPMSS). Aktivis ini dipimpin oleh Yovi Meitaha, yang bertekad untuk mencari keadilan bagi tiga nyawa yang melayang di RSUD Ogan Ilir diduga akibat mal praktik. 



    Pada Senin (26/8/2024), Yovi dan rekan-rekannya mendatangi centra pelayanan Kepolisian di Mapolres Ogan Ilir. Kedatangan mereka tentu saja bukan hanya untuk menyerahkan surat, tetapi juga untuk menuntut perhatian pemerintah terhadap kasus yang mereka nilai sebagai sebuah tragedi besar.


    Dugaan malpraktik yang terjadi di RSUD Ogan Ilir bukanlah perkara sepele. Tiga pasien hemodialisis—mereka yang bergantung pada mesin cuci darah untuk bertahan hidup—telah berpulang dalam rentang waktu yang singkat, tepatnya pada bulan November 2023. Bagi Yovi dan SPMSS, ini adalah bukti nyata bahwa ada sesuatu yang salah di balik dinding rumah sakit itu, dan mereka tidak akan tinggal diam.


    "Ya, benar, kami telah menyerahkan surat izin untuk menggelar aksi demo pada Kamis mendatang (29/8/2024). Aksi ini bukan hanya sekedar unjuk rasa, tetapi sebuah panggilan bagi kami untuk mengawal kasus ini hingga tuntas," ujar Yovi dengan tegas. Ia memandang bahwa keadilan harus ditegakkan, dan kali ini, mereka tidak akan mundur sebelum kebenaran terungkap.


    Tidak mudah bagi Yovi dan timnya untuk berdiri di garis depan perlawanan ini. Mereka menyadari bahwa perjuangan melawan ketidakadilan tidak selalu mendapatkan dukungan, apalagi ketika menghadapi kekuatan besar seperti birokrasi pemerintah. Namun, mereka tetap teguh pada tujuan mereka, yaitu menuntut klarifikasi dan tindakan nyata dari pihak yang berwenang.


    Selama beberapa hari terakhir, SPMSS terus memantau perkembangan kasus ini. Mereka mencatat bahwa tidak ada langkah signifikan yang diambil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir. "Pemerintah sepertinya tutup mata dan telinga terhadap kasus yang telah merenggut tiga nyawa ini," kata Yovi dengan nada yang sarat dengan kekecewaan.


    Bagi Yovi, kasus ini bukan sekedar catatan kelam dalam sejarah pelayanan kesehatan di Ogan Ilir, tetapi juga sebuah peringatan keras tentang pentingnya kualitas dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan. "Dalam satu bulan, tiga pasien meninggal dunia. Ini bukan hal biasa, ini adalah KLB (kejadian luar biasa). Ini harus segera diselidiki, apakah ada kesalahan teknis, non-teknis, atau bahkan masalah pada alat hemodialisis itu sendiri," tegasnya.


    Yovi dan SPMSS berharap agar Bupati Ogan Ilir segera turun tangan dan menurunkan tim ahli untuk menyelidiki kasus ini. Mereka tidak ingin kasus ini berlalu begitu saja, meninggalkan luka mendalam di hati keluarga korban dan menciptakan ketidakpercayaan di tengah masyarakat.


    "Kami tidak ingin masyarakat kehilangan kepercayaan untuk berobat di RSUD Ogan Ilir. Kami ingin kebenaran terungkap dan keadilan ditegakkan, agar tidak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia," pungkas Yovi, penuh semangat.


    Aksi demo yang direncanakan pada Kamis mendatang bukan hanya sekadar wujud protes, tetapi juga sebuah pesan kuat bahwa masyarakat memiliki suara dan mereka siap memperjuangkan hak-hak mereka, terutama ketika nyawa menjadi taruhannya*JM/Yd

    Komentar

    Tampilkan

    BREAKING NEWS