POSMETRO. ID| BANYUASIN
- Laporan hukum dari Tim Kuasa Hukum Askolani-Neta (Asta) terhadap Rumah Rakyat Banyuasin (RRB) atas aksi orasi beberapa hari lalu, telah memicu reaksi dari berbagai kalangan dan aktivis di Banyuasin. Laporan yang dilayangkan kepada Bawaslu dan Polres Banyuasin itu dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk kekhawatiran dan ketakutan pasangan calon (Paslon) Asta menjelang Pilkada Banyuasin 2024.jum'at (20/09/24).
"Melihat permasalahan yang dilaporkan oleh tim hukum Paslon Asta, kesannya terlalu mengada-ada dan mencerminkan ketakutan yang berlebihan," ujar Nachung Tajudin, seorang aktivis setempat. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh RRB dalam orasi tersebut adalah kritik terhadap visi dan misi pemimpin sebelumnya yang banyak tidak terealisasi.
"Yang disampaikan oleh RRB tidak menyebut nama siapa pun secara langsung. Jadi, jika ada yang merasa tersinggung, itu artinya mereka menyadari bahwa visi dan misi mereka tidak terealisasi. Harusnya, masyarakat Banyuasin yang melaporkan mereka, bukan sebaliknya," tambahnya.
Nachung menilai reaksi Paslon Asta ini sebagai bukti ketakutan yang tidak perlu. "Ini bukan kampanye hitam. Kalau yang disampaikan adalah fakta, yaitu janji yang tidak ditepati kepada rakyat, apakah itu kejahatan?" tanyanya. Menurut Nachung, laporan tersebut tidak didasarkan pada fakta yang kuat dan cenderung memaksakan aturan hukum.
Respon dari aktivis seperti Nachung ini memperlihatkan bahwa isu Pilkada Banyuasin 2024 semakin memanas dengan berbagai manuver hukum yang dianggap mencerminkan ketidakpercayaan diri dari pihak-pihak yang terlibat.
Editor : redaksi
