• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Pipa Meledak. Puluhan Ternak Tewas, Petani Terkapar Luka Bakar

    19 September 2024, September 19, 2024 WIB Last Updated 2024-09-19T08:17:51Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    POSMETRO.ID, PRABUMULIH - Kasus ledakan pipa minyak milik PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 (PHRZ) di Prabumulih Field, yang merenggut nyawa puluhan hewan ternak milik Mat Runi, atau akrab disapa Wak Reman, hingga kini masih meninggalkan luka mendalam bagi warga Kelurahan Gunung Kemala, Kecamatan Prabumulih Barat.


    Peristiwa tragis yang terjadi di dini hari itu tak hanya membinasakan puluhan kambing dan sapi, namun juga mengakibatkan Jailani, seorang petani karet yang juga merawat hewan-hewan ternak Wak Reman, mengalami luka bakar serius. Jailani terperangkap dalam kobaran api yang muncul dari ledakan pipa minyak mentah berbahan fiber, yang mengalirkan minyak dari Stasiun Pengumpul (SP3) Gunung Kemala.


    Ledakan Seperti Bom, Ternak Tewas Seketika


    Dalam wawancara eksklusif dengan Wak Reman di kediamannya, ia menceritakan detik-detik mengerikan kejadian tersebut. Ledakan yang terdengar seperti bom itu terjadi sekitar pukul 02.30 dini hari. Warga di sekitar lokasi, yang berada tidak jauh dari rig pengeboran minyak, awalnya mengira ledakan tersebut hanya pembuangan gas rutin dari pekerja PT Pertamina.


    Namun, kenyataannya jauh lebih buruk. Pipa yang meledak merupakan pipa yang mengalirkan minyak mentah. Kobaran api cepat merambat, membakar area kebun karet dan kandang ternak yang berada di sekitarnya. Dalam hitungan menit, puluhan hewan ternak tewas terbakar di tempat, dan Jailani, yang saat itu berada di pondok, nyaris tak bisa menyelamatkan diri.


    “Kami terbangun mendengar ledakan besar, lalu api langsung menyambar,” kata Wak Reman dengan mata berkaca-kaca, mengenang malam naas itu. “Kami berusaha menyelamatkan diri, tapi Jailani terjebak. Tubuhnya terbakar, dan saat kami temukan, dia sudah terkapar dengan luka-luka yang parah.”


    Jeritan Jailani: “Tolong, Wak, Aku Terbakar!”


    Jailani, yang mengalami luka bakar sekitar 15% di tubuhnya, berteriak meminta tolong dari dalam semak-semak saat kebakaran meluas. Suaranya yang lirih tetapi penuh kepanikan menggema di tengah kobaran api yang menyala-nyala. “Tolong, Wak, aku mutung (terbakar),” tiru Wak Reman mengisahkan kejadian pilu itu.


    Dengan bantuan warga sekitar, Jailani akhirnya berhasil diselamatkan dari kobaran api. Namun, luka bakar yang ia alami cukup serius, membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif di RS Pertamina Prabumulih. Kondisinya kini mulai membaik, meski masih dalam pengawasan ketat oleh pihak rumah sakit.


    Tanggung Jawab Pertamina Dipertanyakan


    Meski insiden ini sudah merenggut kerugian besar, baik materi maupun fisik, pihak PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 (PHRZ) tampaknya belum memberikan kejelasan terkait tindak lanjut dan tanggung jawab mereka. Saat dikonfirmasi, pihak perusahaan justru saling lempar tanggung jawab.


    “Coba tanya timnya,” ujar Erwin Hendra Putra, Comrel And COD Officer PHR Zona 4, saat dihubungi. Namun, ia tak memberikan jawaban pasti, melainkan hanya membagikan kontak tim yang menangani kasus tersebut. Hingga saat ini, pihak Pertamina belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah ini.


    Korban Dirawat dengan Pengawalan Ketat


    Meski kondisi Jailani sudah mulai membaik, keluarga korban menyebut bahwa akses untuk menjenguk sangat terbatas. “Kami sempat besuk kemarin, tapi dijaga ketat sekali oleh petugas keamanan. Bahkan untuk sekadar mengambil foto pun tidak diizinkan,” ujar salah satu anggota keluarga.


    Kondisi korban yang masih dalam tahap pemulihan kini menjadi perhatian utama. Sementara itu, warga Gunung Kemala berharap agar pihak Pertamina segera bertanggung jawab atas insiden ini dan memberikan kompensasi yang layak atas kerugian yang dialami Wak Reman dan Jailani.


    Kasus ledakan pipa ini menambah daftar panjang insiden berbahaya di sektor migas yang kerap menimbulkan korban di Prabumulih. Masyarakat berharap agar investigasi mendalam dilakukan demi mencegah tragedi serupa di masa depan, serta memastikan keselamatan warga sekitar. *Jun Manurung

    Komentar

    Tampilkan

    BREAKING NEWS