POSMETRO.ID | PRABUMULIH - Di tengah gerimis mengundang di Kayu Manis Cafe & Resto, suasana perbincangan strategi pemenangan Ketua PWI Prabumulih 2025 - 2028 sontak berubah menjadi perbincangan politik seutuhnya.
Rencana pematangan persiapan pembentukan panitia Pemilihan PWI Prabumulih kali ini memang penuh dengan tantangan. Sore menjelang malam itu, saya, Erpan Syahputra, Aris Handoko dan Rasman Ifandi bertemu secara tak sengaja di Cafe ini seusai liputan kegiatan kampanye Calon Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya dan Anita di Hall Siang Malam.
Secara kita berempat tergabung di PWI, jadi obrolan dimulai dari sejauh mana sudah kesiapan pembentukan panitia konferensi PWI Prabumulih 2024 mengingat acara konferensi juga berbarengan dengan Pilkada serentak 2024.
Baru saja pembicaraan memasuki fokus pembahasan, sejenak terganggu oleh kedatangan Narasumber kasus gugatan ganti rugi proyek Jalan Tol kota Prabumulih ke Pengadilan Negeri Prabumulih. Narasumber tersebut tidak lain adalah kuasa hukum warga yang terkena dampak proyek Jalan Tol Richard SH. Kepada kami berempat Richard tampak berapi-api mengungkapkan adanya dugaan kong kali kong antara oknum kepaniteraan Pengadilan dan beberapa oknum di BPN Prabumulih.
Hal ini kata dia terungkap setelah timnya menemukan oknum pengadilan berada di kantor BPN bersempena kasus gugatan yang ia layangkan sedang dalam proses persidangan. Sembari menunjukkan rekaman visual dari layar ponselnya, Richard kepada wartawan menyesalkan temuan tersebut ditengah ketidakpastian hukum yang sedang ia perjuangkan.
Banyak persoalan hukum tidak transparan yang Richard ceritakan mulai dari adanya dugaan kong kalikong antara BPN dan Pengadilan hingga Kantor Pengadilan yang beroperasi pada malam hari dan akan di bahas pada halaman lain di media ini.
"Sampai dimana tadi pembahasan kita" kataku menyapa teman-teman setelah narasumber tadi pamit dari obrolan. "Aku pikir kita tentukan saja dulu siapa yang mau dimajukan Bang. Sebab barang ini krusial jika suara kita terpecah"kata Erpan menimpali.
Erpan bermaksud tiga kekuatan jika digabungkan akan mampu membuat PWI Prabumulih kedepan semakin Solid. Ketiga kandidat dimaksud adalah Jun Manurung, Aswin Arey dan Ronald Artas. Aris Handoko juga mengamini rencana tersebut dan Konferensi PWI Prabumulih 2024 akan berjalan aklamasi.
Sayangnya ditengah perbincangan yang tinggal menunggu kesimpulan, obrolan kami kembali terganggu dengan datangnya Narasumber yang tidak kalah penting. Hari ini secara kebetulan Calon Bupati Muara Enim Ramlan Holdan didampingi oleh Ketua DPC PKB Kota Prabumulih menyambangi obrolan seru kami malam itu.
Awalnya Ramlan Holdan, calon Bupati Muara Enim yang akrab disapa Rahol, tampak berbincang santai bersama tim sukses dan kolega politiknya dari PKB. Sebagai Ketua DPW PKB Sumatera Selatan, Rahol membawa mimpi besar untuk masa depan Muara Enim, dan pada malam yang berkesan ini, ia membagikan visi-misinya kepada kami untuk membangun pendidikan dan infrastruktur di kabupaten yang kaya potensi alam tersebut.
Sambil ditemani secangkir kopi panas, Rahol dengan tenang menguraikan rencana ambisiusnya: mendirikan dua universitas negeri di Muara Enim, sebuah langkah yang ia yakini akan mengubah wajah pendidikan di sana. “Kami ingin mempersiapkan generasi muda Muara Enim untuk tidak hanya bersaing, tapi juga mampu mengelola sumber daya alam yang kita miliki,” ujarnya, sesekali melirik ke luar jendela, seakan memandang jauh ke masa depan.
Di sebelahnya, Ketua DPC PKB Kota Prabumulih, Rifky Badai, SH. M.Kn, tampak mendengarkan dengan antusias, disertai beberapa pengurus PKB Prabumulih lainnya. Wawancara yang berlangsung santai ini menjadi lebih menarik dengan suasana kafe yang penuh suasana keakraban dan percakapan ringan.
Bagi Rahol, pendidikan adalah kunci kemajuan Muara Enim. Dua universitas yang ia impikan tidak hanya akan menjadi pusat pendidikan, tetapi juga akan fokus pada bidang-bidang yang sesuai dengan potensi daerah. Ia ingin mendirikan universitas yang mengedepankan program teknik dan pengelolaan sumber daya alam, sehingga mahasiswa yang lulus nanti akan siap terjun ke industri pertambangan atau energi yang berkembang di Muara Enim.
Rahol juga memaparkan rencananya untuk memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dan yang berasal dari keluarga kurang mampu. “Saya ingin anak-anak kita memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Dengan cara ini, mereka tidak perlu meninggalkan daerah untuk mengejar pendidikan,” ujarnya.
Di sela obrolan santai, Rahol menegaskan bahwa infrastruktur juga menjadi prioritas besar dalam visinya. Menurutnya, jalan yang baik dan fasilitas umum yang memadai akan membuka akses bagi masyarakat Muara Enim untuk mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan kegiatan ekonomi dengan lebih mudah. “Kami akan fokus membangun jalan yang menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pusat kota dan fasilitas pendidikan. Dengan akses yang lebih mudah, diharapkan kemajuan pendidikan dan ekonomi bisa lebih merata,” tuturnya.
Di tengah ramainya suasana kafe, sesekali terdengar tawa ringan dari tim sukses yang juga antusias mendengarkan penjelasan Rahol. Malam itu memang terasa istimewa, bukan hanya karena hujan gerimis yang membawa hawa sejuk, tapi juga karena kehadiran pemimpin yang punya mimpi besar untuk Muara Enim.
Sebagai politisi PKB yang telah lama berkecimpung di dunia politik, Rahol menyadari bahwa mewujudkan visinya membutuhkan dukungan kuat. Tidak hanya dari pemerintahan, tetapi juga kolaborasi dengan sektor swasta. Ia mengungkapkan rencananya untuk menggandeng pemerintah pusat dan mengajak perusahaan-perusahaan lokal melalui program CSR mereka untuk mendukung pembangunan universitas ini.
“Kami tahu ini bukan pekerjaan yang mudah, tapi jika ada tekad yang kuat dan dukungan dari semua pihak, saya percaya kita bisa mewujudkan universitas ini dalam waktu empat tahun ke depan. Anak-anak kita nantinya bisa kuliah di sini tanpa harus pergi jauh,” tambahnya dengan keyakinan.
Gerimis masih menyapu jendela kafe ketika wawancara hampir usai. Rahol menatap ke arah tim PKB yang berada di ruangan, tampak terharu dengan semangat yang mereka tunjukkan. Malam itu, Rahol dan timnya menegaskan satu hal: bahwa Muara Enim memiliki potensi besar yang menunggu untuk digarap, dan menegaskan pasangan Rapi (Ramlan Holdan dan Ropi Alex Candra) siap bekerja keras untuk mengantarkan daerah ini ke masa depan yang lebih baik.
Cafe Kayu Manis menjadi saksi lahirnya harapan baru bagi Muara Enim. Di balik gerimis mengundang, Rahol membagikan visi besar yang ia bawa, sebuah mimpi yang jika terwujud, akan mengubah wajah Muara Enim dan memberi peluang baru bagi generasi muda. Jun M