• Jelajahi

    Copyright © POSMETRO.ID
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kriminal

    Lenge, Diantara Maling Teriak Maling Pilwako Prabumulih 2024

    20 November 2024, November 20, 2024 WIB Last Updated 2024-11-19T20:47:54Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    POSMETRO.ID | PRABUMULIH - Upaya meraih kursi Jabatan Walikota Prabumulih 2024- 2029 semakin kesini tampak kian sulit dilalui. Jalan menuju tampuk kekuasaan itu kini kian terjal ditambah tumpahan minyak goreng (Lenge) di jalur utama membuat jalan tersebut menjadi licin. Putaran roda mesin politik terpaksa di tingkatkan senada kombinasi penekanan pedal gas secara bersamaan dilakukan agar tidak tergelincir di lintasan. Jika tidak, kelahar as roda bisa berakibat fatal dan pecah di tengah pertempuran.



    Demikian sedikit gambaran jalan terjal dinamika politik Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih periode 2024-2029. Mendekati hari pemungutan suara, suasana damai yang diharapkan justru semakin memanas. Tolong jangan salahkan lenge. Di tengah euforia pesta demokrasi belakangan ini, muncul fenomena saling tuding di antara pasangan calon. Mereka saling menuduh lawan politiknya melakukan praktik politik uang, seolah ingin menunjukkan diri sebagai pihak yang bersih. Namun, di balik layar, tudingan itu ibarat "maling teriak maling," karena dugaan praktik serupa juga ditemukan pada kedua belah pihak. "Galak dekde dengan sumpah pocong" tantang Lenge di penggorengan.



    Sudah menjadi rahasia umum, politik uang telah menjadi momok yang sulit dihindari dalam banyak pemilu, bahkan ditingkat pemilihan ketua RT juga kerap dibahas di permukaan apalagi ditingkat Pilwako Prabumulih. Janji-janji manis atau pemberian lenge dan amplop sering kali digunakan untuk memikat hati pemilih. Ironisnya, meski pasangan calon gencar menyerang lawan mereka atas isu ini, indikasi adanya praktik serupa justru turut mencoreng kredibilitas masing-masing.


    Menurut laporan lenge.com, ada dugaan bahwa beberapa pasangan calon Walikota Prabumulih menggunakan berbagai bentuk pemberian, seperti 1/4 kg - 1 kg minyak goreng, amplop berisi Rp.200.000 - Rp.250.000, atau bantuan lain, untuk menarik dukungan masyarakat. Situasi ini menciptakan suasana politik yang tidak sehat, apakah mungkin karena tidak merata atau fokus kampanye lebih diarahkan pada pembunuhan karakter lawan daripada adu gagasan dan visi-misi.



    Di sisi lain, masih dari pantauan lenge.com, isu integritas lembaga survei turut memanaskan suasana. Salah satu pasangan calon menuding lembaga survei tertentu tidak netral dan berpihak pada pasangan lain. Hasil survei yang memposisikan pasangan tertentu unggul dinilai sebagai upaya membangun opini publik dan menciptakan persepsi kemenangan sebelum hari pemungutan suara.



    “Kami meragukan kredibilitas survei tersebut. Data yang disajikan tidak mencerminkan realitas di lapangan dan hanya digunakan untuk menggiring opini masyarakat,” ujar ketua penasehat hukum tim sukses pasangan calon yang merasa dirugikan kepada wartawan seusai melayangkan pengaduan ke KPU dan Bawaslu Prabumulih.



    Meski diluar Nurul, Tuduhan ini ternyata memunculkan polemik baru di tengah masyarakat yang semakin sulit membedakan mana fakta dan mana propaganda. Ketidaknetralan lembaga survei, jika terbukti benar, memang tidak hanya merugikan salah satu pasangan calon, tetapi juga mencederai prinsip demokrasi yang jujur dan adil. Hanya saja, tuduhan dimaksud juga perlu dibuktikan dengan data agar pengaduan bisa berimbang dan kelak tidak kecewa jika hasil pemilu sama dengan hasil lembaga survey yang dituduhkan.



    Di tengah situasi jalan licin tumpahan minyak goreng pemilihan walikota, masyarakat Prabumulih dihadapkan pada tantangan besar untuk menjadi pemilih yang cerdas. Jangan gegara lenge sebotol, rusak penggorengan sebelanga. 


    Jangan pula mudah terpengaruh oleh isu atau tudingan yang dilemparkan antar pasangan calon. Kinakkan dulu visi dan misi mereka, serta program yang realistis untuk pembangunan Prabumulih lima tahun ke depan.



    Sebagai pemilih, menolak amplop adalah hal merugikan. Meski pada dasarnya menolak politik uang adalah bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan demokrasi yang sehat, bukan berarti kamu harus memilih dan tergoda oleh pemberian amplop yang hanya bersifat sementara itu. Terima atau tidak, itu kembali padamu.



    Di tengah maraknya informasi yang beredar, pastikan pula untuk memverifikasi kebenaran berita dari sumber terpercaya. Jangan mudah termakan opini yang tidak berdasar. POSMETRO.ID disarankan menjadi referensi sumber berita terpercaya Pilwako Prabumulih 2024.


    Terakhir, Pilwako Prabumulih 2024 menjadi momen penting bagi masyarakat untuk menunjukkan bahwa demokrasi dapat berjalan tanpa harus dikotori oleh praktik-praktik tidak sehat. Pemilih diharapkan lebih matang dan rasional dalam menentukan pilihan, sementara pasangan calon dituntut untuk bersaing secara sportif.


    Polemik politik uang dan siraman minyak goreng seharusnya menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk mengedepankan integritas dan kejujuran dalam proses demokrasi. Dengan demikian, harapan akan lahirnya pemimpin yang mampu membawa Prabumulih ke arah yang lebih baik dapat terwujud.


    Demokrasi sejatinya adalah pesta rakyat, bukan arena saling serang dan memanipulasi. Dan kini, saatnya masyarakat Prabumulih dihadapkan dengan dua pilihan. Apakah memilih dengan hati nurani, berdasarkan nilai dan gagasan, atau memilih karna amplop dan lenge kampanye yang dibentuk demi kepentingan sesaat? Aturlah kamu * Jun Manurung


    Komentar

    Tampilkan

    BREAKING NEWS